Artikel Agama

Alergi Yang Membutakan Mata Hati

Barader sekalian, dari dulu umat manusia khususnya bangsa kita ini sering terkena penyakit alergi yang akut. Alergi ini bisa membutakan mata hati dan menutupi kinerja otak sehingga kita menjadi picik, gampang memfonis, menjustifikasi dan mengembel-embeli. Blak-blakan saja, nggak usah tedeng aling-aling krena A ling sendan ngetes CBR 250.

ALERGI AGAMA

Lihatlah kata berikut: bid’ah, pluralisme, maulud, milad, thaghut, khurofat, dan lain-lain. Satu sisi orang NU banyak yang langsung alergi mendengar kata bid’ah dan khurafat yang dipopulerkan oleh kalangan Salafi, Muhammadiyahn dan golongan lain yang sealiran dengan mereka. Alergi ini membuat orang langsung tak mau baca setiap artikel tentang hal tersebut tanpa memandang esensi artikel tersebut, lalu ini bisa membutakan mata hati si orang ini walau tak semua. Wal hasil cita-cita besar mengislamkan secara kaffah mendapat hambatan. Demikian sebaliknya ketika golongan Salalfi atau Muhammadiyah ketika mendengar kata pluralisme yang dihembuskan sebagian kaum muda NU, maka banyak yang langsung alergi, menutup mata tak mau menelaah, padahal pluralisme hanya menggemborkan persamaan hak antar agama. Semua agama dianggap sama, ya siapa sih yang rela agamanya dianggap nomer dua- tiga dan seterusnya, semua pasti nomer satu. Nah dari sini lah letak kesamaan agama itu, hanya persamaan hak, namun masalah keyakinan tetap meyakini agama kita yang terbaik tanpa menggangu atau mengoprak-oprak agama lain. Nah hal ini kalau tak dicermati-tak dibaca denga hati kita tetap alergi tanpa mau mengerti maksud orang lain.

ALERGI OTOMOTIF

Demikian juga alergi dalam dunia otomotif. James Bons sering kali melihat kata-kata alergi bagi sebagian golongan. Lihat saja bagaimana ekspresi orang ketika mendengar kata Megelli, yang terbayang cuma brand Minerva yang dulu njiplak habis CBR 150, tanpa mau menerima bahwa sekarang telah berevolusi jadi motor 250 yang gahar. Bahkan dengan sedikit sinis membandingkan dengan CBR yang sama-sama kelas 250 cc satu silinderpun masih dipandang alergi, padahal top speednya nggak jauh beda. Tak pelak juga ketika membahas P 220 tetep saja alergi dengan motor non Jepang tanpa mau menerima atau membaca apa yang ditawarkan pabrikan tersebut. Gampang saja bilang motor jepun saya is the best, padahal belumlah tentu demikian.
Brader sekalian diskusi itu mencerdaskan, berdebat itu membangun, pertahankan pendapat anda mati-matian selagi masuk akal, karena itu semua membantu orang lain menelaah mana yang benar dan mana yang kurang benar. Yang penting ketika debat jauhkan dari dendam, emosi dan alergi yang membutakan mata hati, menutupi akal pikiran. Masih mending diketawain orang, bayangkan andaikata semutpun ikut tertawa apa ya nggak malu? Wal akhir tetap kita debat, tetap beda pendadapt, itu mencerdaskan, tapi, yang masuk akal dong, dan nggk alergi! Monggo saja yang nggak setuju, nggak usah sungkan sungkan, ini warung bebas, dilarang melarang!

60 komentar pada “Alergi Yang Membutakan Mata Hati

  • bejo n trimbil

    brand image eang susahh di apus ak james..

    Balas
  • uDien seDunia 234

    asalkan jangan kebablasan …. dengan alasan pluralisme atau HAM lalu Ahmadiyah dibiarkan menginjak-injak dan menodai al-Quran dan sunnah Rasullulah saw … iya kan om …???

    :mrgreen:

    Balas
  • waaa.. kalo masuk urusan ahmadiyah ga ada toleransi lagi laaa,,, tetap harus di BUBAR kan..!!!!
    Kecuali mereka bikin Agama Baru dan jangan Ngaku-ngaku MUSLIM TITIK..!!!
    Kalo masalah Otomotif, yaaa PISS aja laaah…KIP BRADEHUD POREVE pokoe..

    Balas
  • tetep alergi pluralisme,xixixi

    Balas
  • kadang yang alergi lama lama seneng juga sama sesuatu yang dulu dia alergi.. seperti kata pepatah jangan membenci sesuatu terlalu berlebihan karena bisa jadi nanti akan menyukai sesuatu yang dibenci itu, dan jangan mencintai sesuatu secara berlebihan karena bisa jadi cinta nanti berubah menjadi benci, hehehe

    Balas
  • uDien seDunia 234

    tetep alergi TBC … xixixi

    Balas
  • bang bons masukin si JHOND ke artikel ini ya?
    xixixixixixixixi

    Balas
  • Pluralisme persamaan hak antar agama?
    Wow…. Itu bungkus luar saja…!!!
    Jangan mudah terhasut atas propaganda halus kaum cendekia, kita lebih suka terlena, pdhl filtrasi faham yg membengkok kadang kita telan dengan tanpa sadar.

    Pluralisme otomotif, itu pilihan dengan kebebasan absolut, ini hanya cara pandang atas brand saja..!!!

    Balas
  • @kang uDien: maksudnya TBC…???
    Thread Black Campaign….????

    Balas
    • uDien seDunia 234

      TBC = Tahayul – Bid’ah – Churofat

      :mrgreen: :mrgreen: :mrgreen:

      xixixixixi

      kalau gak sependapat dengan sayah pada nutup idung ajah, biar gak ketularan … ahihihihih

      Balas
      • wakakakakakak aku denger kalimat itu TBC dari salah satu mantu ponakan Gus Mus (Musthofa Bisri) yang nampakanya masih kerabat dekat dengan Kiyai Faqih Langitan

        Balas
    • uDien seDunia 234

      weleh-weleh …
      beda aliran gimana om … ???

      Balas
      • la kata sampean alergi TBC
        kalau aku ne, maghrib isya sholat di tempata salafi yang sedikit moderat, lalu jumatan terkadang di nu terkadang di muhammadiah tak jarang di PERSIS tergantung yang ngajak
        otreh ajah

        Balas
      • uDien seDunia 234

        oooo, soal itu yah … wah emangnya lekdjie gimana

        Balas
      • ginih kang uDien
        dalam beberapa artikel mendatang James Bons akan menulis tentang prinsip-prinsip dalm kehusyukan sholat Insallah, mungkin aga berat pemahamannya, namun insallah akan saya jabarkn segamblang mungkin.
        Nah sebagai pertimbanga saya lempar 2 artikel ini tentang alergi pluralisme, tujuannya untuk mengukur seberapa jauh brader-breder sekalian dalam pemahamnnya tetang mzhab ddan aliran dalam Islam. Siapa NU, siap Muhammadiah, siapa penggemar bdullah bin Baz, dan siapa alumnus Hadramaut.Nah kalau udah gini kan saya tahu sampean suka apa, lek Dji suka apa, cak Riderobie suka, apa, dan yang lain suka apa. Dari ini saya bisa menganalisa lalu memutuskan apa dan bagaimana tulisan nanti.

        Balas
  • nice artikel mas bonsai

    Balas
  • Alergi sama bungkus oom, kayak Minerva itu, meski balutan packaging mirip CBR, namun tetap aja kategori penyusupan pluralisme..

    Balas
  • Kalo Minerva dengan bunkusan CBR…itu termasuk penyusupan pluralisme bukan?

    Balas
  • uDien seDunia 234

    sebenarnya ginih bons …
    sayah itu alergi TBC artinya sayah sangat berhati-hati terhadap hal-hal yang berbau :
    !) Takhayul (cerita yang tidak ada faktanya tapi dikait-kaitkan dengan keyakinan)
    2) Bid’ah (ibadah [maghdhah] yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah saw
    3) Churafat (fenomena alam yang dikait-kaitkan dengan keyakinan)

    sayah praktek ibadah sekuat tenaga menurut ilmu dan keyakinan yang diperoleh, selama berdasarkan Al-Quran dan sunnah, tidak masalah sayah shalat di masjid manapun, andai ada yang tidak sesuai dengan ilmu yang diperoleh, ya sayah tidak langsung menolak dan tidak langsung menerima mentah-mentah … jadikan catatan dulu buat dimuthola’ah … adapun dalam bermuamalah ya berjalan biasa-biasa sajah sebagai sesama manusia, apalagi sebagai sesama muslim ….

    adapun tentang pluralisme … ehmmm… ntar ya bon mau ke belakang dulu ….

    :mrgreen: :mrgreen: :mrgreen:

    Balas
    • kalau menilai lek Dji kan sayah tahu fotonya, gayanya, lalu banyak kenal temennya. Nah untuk menulai seorang uDien ya mungkin hanya beginilah caranya, dan sudah masuk jebakan batman, sesuai tujuan artikel. hehehe, thanks dah mau cerita, setidaknya jadi pertimbangan ketika maumenulis artikel.

      Balas
      • uDien seDunia 234

        sebenarnya sayah udah mengendus jebakan betmenmu …
        lawong di sinih sarangnya xixixi ….
        bukannya sayah kena jebakan betmen, tapi sayah sengaja masuk jebakannya

        ngomong-ngomong mengenai pluralisme gak usah sayah lanjutkan yah, toh pasti om tahu ke mana arah sayah ….

        :mrgreen: :mrgreen: :mrgreen:

        Balas
      • uDien seDunia 234

        silakan terjemahkan sendiri …. xixixixi
        kalau perlu pake google translate ….

        wkwkwkwkwk ….

        Balas
  • @mang uDien: paparanmu mantab, gak sia sia berguru di lereng Galunggung…

    Balas
  • microflash

    GETHING ING NYANDING

    Balas
  • aku seh ora alergi mas bons
    yen dikomper sesama single silinder yo monggo(wong wsb aja dilebihin yg make 2silinder cc-nya)
    trus pulsar…model`e kurang begitu sreg,tdk lupa 3s

    Balas
  • ternyata juraganbons seorang ustadz 😀

    Balas
  • kayaknya..beberapa artikel terakhir merupakan artikel penjajakan!!
    bons..ane mo tanya nih…mengapa kalo ngomong masalah pluralisme kok selalu dikaitkan dengan agama sih?? bukankah itu merupakan arti sempit pluralisme….setahuku, pluralisme adalah keberagaman susunan masyarakat yang berada di suatu wilayah..baik itu secara sosial-budaya,agama-keyakinan, juga faham dan tingkatan ekonomi!!!
    kalo menjurusnya masalah agama…cukup toleransi ajah..tapi yo lihat2..kalo pada solawatan dan main rebana jam 2pagi yo tetep tak labrak, kecuali melakukannya ditengah gurun ato hutan sih monggo!! soalnya tuhan itu tidak “sare”…cukup dibatin saja Dia sudah paham…
    dan kalo saya pribadi sangat selektip terhadap suatu tindakan yang mengatas namakan “ibadah”(dalam arti sempit)….jika memang tidak ada teladan dari Muhammad..yo tidak aku lakukan..toh yang dicontohkan saja banyak yang tidak bisa aku ikuti….dan saya juga tidak mengenal ibadah dengan pakem “opo-eleke”…ato “kalo suatu hal di niatkan ibadah”
    arti opo eleke…itu adalah apa sih jeleknya melakukan kegiatan “A”..dari pada cuma tidur…ato..semua kalo di niatkan ibadah itu baik….!!!
    soalnya nanti orang akan menghalalkan yang haram untuk tujuan kebaikan!!

    Balas
  • sementara untuk keberagaman ngeblog itu cuma masalah duniawi saja………tuhan telah membebaskannya…kata tuhan kan”manusia lebih paham urusan duniawi…” so kalo punya idealisme dalam ngeblog ya monggo…cuma mengibarakna saja..kalo yang ngeblog dalam satu wadah komunitas itu sama ajah orang naik kapal..meski naik kapal yang sama, tujuan/ato tempat yang dituju berbeda2..ada yang mo piknik, main, menjenguk keluarga,mudik..malah ada yang cuma pengin nyopet dikapal!! its no problem…selama tidak melakukan tindakan bodoh…seperti melubangi dinding kapal untuk mencari air akibat kehausan!! kalo nekat…maap2 saja…tetep kudu di bina”sakan”

    Balas
  • malah ada yang cuma pengin nyopet dikapal!! its no problem…selama tidak melakukan tindakan bodoh

    bingung sama tulisan ini…
    mohon di klarifikasi… nyopet kog ga masalah,?? pasti yg kecopetan jadi punya banyak masalah (surat2 berharga kaya SIM,STNK,KTP dll ilang)… emang sihh bukan tindakan bodoh tapi jelas kriminal 👿

    Balas
  • @Pok Tini dan Mr Long
    pluralisme sebetulanya hanya masalah homogenitas dalam sebuah komunitas, yang aling mendukung dan mempertahankan, lalu kalau tidak, yo hajar ae knapa susah-susah.
    Tapi insallah akan ada artikel tentang prinsip dalam homogenitas.
    bali ke pluralisme!
    kata pluralisme in sebetulnya biasa aja karen hanya karena kemajemuan dlm sebuah komonitas. Lantas karena kata ini dipopulerkan oleh orang macem Gus Dur lalu Ulil Absar yang mengusung JIL(Jaringan Islam Liberal) maka para soheb yang dari kalangan salafi alergi terhadap kata ini. karena nggak sefaham dengan mereka yang JIL.

    Balas
  • emang gayaku kepripun to mbah?kan prinsipe podo mbah martini,podo kang udien.yen ada printah y sebisanya dikerjakan,kalo ada larangan y sebisanya dijauhi.klo g ada perintahnya y g usah dikerjain,toh blum tentu diterima YG MAHA KUASA to?malah bisa2 dimusuhi masyarakat seperti contohnya mbah martini itu. :mrgreen:

    Balas

Tinggalkan Balasan ke jenderal Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.