Artikel Agama

Pengertian Lafaz Basmallah

Brader sekalian suatu saat ada yang bertanya pada James Bons, “Kang, kenapasih ada orang yang bejat, nggak pernah sholat, dan jarang berbuat baik, kok rizkinya melimpah dan selalu beruntung, sementara ada orang lain yang rajin beribadah, taat, shalih tapi kok rizkinya pas-pasan dan bahkan cenderung kurang beruntung?” Beberapa saat lalu James Bons juga mendengar cerita langsung dari Kakak James Bons yang ikut relawan ke Aceh membantu korban sunami Aceh, suatu ketika dia jumpai seorang bapak dengan menangis tersedu-sedu bertanya pada kakak James Bon, “Pernahkah anda berpikir bahwa saya selalu ibadah, selalu jauh dari maksiat, namun apa yang saya dapat sekarang? Semua harta saya, tempat itnggl saya ludes disapu sunami, smua keluarga dan sanak saudara saya meninggal digilas sunami, tinggal saya seorang diri yang hanya bisa berteduh dibawah kolong jembatan ini. Apa dosa saya, sementara mereka para koruptor hidup senang bergelimang harta! Bagaimana keadilan Allah?” Dua pertanyaan di atas cukup miris menjawabnya, dan harus berhati-hati.

Brader sekalian tiap melakukan apapun tentunya yang baik-baik dianjurkan mengucap Basmallah, “Bismillaahirrahmaanirrahiim”. بسم الله الرحمن اللرحيم Kalimat ini kalau diartikan dalam bahasa Indonesia adalah “Dengan Menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.” Sepintas dalam kalimat ini mirip antara al-Rahman yang maknanya pengasih, dan al-Rahim yang maknanya penyayang. Para mufassir klasik seperti Imam Suyuti dan Imam Rumi membedakan sifat Allah Rahman dan Rahim. Allah bersifat Rahman yaitu mengasihi semua mahluk-Nya terutama manusia didunia ini tanpa terkecuali, baik yang shaleh, jahat, bejat ataupun yang baik-baik, semua diaksihi dan diberi rizki, namun ingat, hanya di dunia saja. Adapun Rahim adalah sifat Allah yang mengasihi pada mkahluknya terutama manusia khusus yang berbuat baik dan taat kepada-Nya, sifat Rahim ini berlaku untuk nanti di hari akhir. Adapun yang nggak mau berbuat baik monggo silakan masuk ke neraka karena dulunya didunia mereka sudah mendapat Rahman tapi tak mau berterimakasih.

Maka dari tafsir ini tak jarang kita melihat fenomen yang seperti di alinea pertama di atas. Andaikan bila kita beriabadah itu langsung mendapat pahala sekarang juga, pasti orang rame-rame beribadah, ibadah menjadi tak beda dengan dagang yang memberi mengharapkan kembali, padahal beda. Makanya pahala itu nanti di akhirat untuk menguji kesabaran kita. Ya, pada akhirnya bila sampean-sampean merasa kurang beruntung padahal sudah merasa berbuat baik, tunggu balasan Allah di Akhirat nanti, krcis masuk surga boleh jadi digenggaman anda. Lalu bagi sampean yang merasa beruntung namun malas ibadah, ya monggo berfikir akan makna dari Bismillah ini. Semoga bermanfat.

56 komentar pada “Pengertian Lafaz Basmallah

  • Alhamdulillah… Adem bons…

    Balas
  • Alhamdulillah sampun sadar

    Balas
  • itulah dahsyatnya kekuatan fatamorgana dunia….. (penjabarannya susah pak diungkapkan)

    Balas
  • hmm..betul betul. kita tetep kudu rajin beribadah kepada Allah SWT,

    Balas
  • nah ngene iki pak dosen. ringan tapi dalam.
    ditunggu liyane

    Balas
  • wah mendapatkn pencerahan baru nich, suwun kang!
    Kta memang ga akan pernh tau ap rencana ALLAH buat kta.
    1 sifat ALLAH yg serng kta lupakn yaitu Maha Menyesatkan.

    Balas
  • uDien D'kab 234

    hmmmm, nampaknya ada kesalahan pemikiran yang harus diluruskan terhadap si penanya ….

    1) Bahwasanya masalah usaha tidak ada hubungannya dengan ibadah (maghdhah) yang dilakukan, tetapi usaha itu berhubungan dengan ikhtiar —- siapapun mau muslim non muslim, saleh atau fasik, kalau mau berikhtiar insyaallah akan dicurahkan rizki kepadanya … bukankah laut sudah tersedia dengan segala kekayaannya ??? maukah kita pergi melaut dan menjaring ikannya ??? (inilah mkana Ar-Rohman, setuju dengan tulisan Bons di atas)
    —–
    yang jadi masalah itu adalah menyangkut caranya, apakah halal atau haram??? kalau halal, sekecil apapun hasil yang dicapai insyaalloh berkah dan bermanfaat dunia akherat bahkan ikhtiarnya itu jadi bernilai ibadah, dan demikian pula sebaliknya kalau caranya haram, sebesar apapun pasti mudhorot dan mendatangkan dosa

    2) si penanya berkata, “harta saya” — “keluarga saya” dst….. ini harus diluruskan, bahwa semua yang dianggap “milik saya” sebenarnya milik Allah swt, bahkan diri kita ini adalah milik-Nya.

    KESIMPULAN :
    Jika seseorang menyadari dua hal di atas, maka apapun yang terjadi tetap IKHLAS — IBADAH JALAN TEROOOOZZZZZ —–

    1) Jika ikhtiarnya membuahkan hasil yang melimpah >>>> bersyukur, keluarin zakat infaknya …… IBADAH JALAN TEROOOOOOOOOZZZZ

    2) Jika ikhtiarnya membuahkan hasil yang sedikit >>>> bersabar, tingkatkan ikhtiar, doa …. IBADAH JALAN TEROOOOOOOOOOZZZZ

    3) Jika miliknya diambil ALLAH SWT >>> tawakkal … toh itu semua milik Allah, kehidupan harus tetap berlanjut, giat berusaha lagi …. IBADAH JALAN TEROOOOZZZZZZZZZZ

    Begitulah kira-kira, sehingga seorang muslim tidak ada kata putus asa

    wallohu ‘alam

    Balas
    • uDien D'kab 234

      KENAPA IBADAH HARUS JALAN TEROOOOZZZ
      Sebab dengan ibadah inilah kita bisa meraih Ar-Rohiim-nya Allah SWT di akherat kelak …. (sejalan dengan tulisan om bons juga kan)

      Balas
      • seep tambajannya, cuman permasalahannya adalah ketika si penanya itu dalam kondisi bimbag habis terkena musibah. Andai kita diposisi dia, boleh jadi akan merasakan hal yang sama.
        but over all good tambahnnya

        Balas
      • uDien D'kab 234

        Betul bons … itu sangat manusiawi …
        nah tugas kitalah yang posisinya normal untuk mengingatkan,
        jangan sampai permasalahan yang dihadapi dia berkepanjangan ….
        sebab apa yang terjadi pada dia sangat pedih …
        mungkin harta bisa dicari, tapi nyawa??? gak mungkin kembali kan???
        tapi kehidupan harus berlanjut, dan diri kitalah yang menjalani bukan orang lain …. so kesadaranlah yang perlu disentuh …

        wallohu ‘alam ….

        Balas
      • uDien D'kab 234

        ke mana om ….
        utara atau selatan …
        tarip 5 rebu per kilometer … :mrgreen:
        dengan catatan jangan melewati tempat yang banyak virusnya …
        alergi nich om …. kikikikik ……..

        Balas
  • Like banget…..kang BB~!!
    😀

    Balas
  • Sepele.. kayane simple.. tapi 1/2 mati beratnya le ngamalke..

    Balas
  • 1001nickname_SiGantengKalem

    Amiin…

    Balas
    • uDien D'kab 234

      Aminuddin …. :mrgreen:

      Balas
      • 1001nickname_SiGantengKalem

        antepkeun we kang udin, karep arek kumaha oge,
        bonsai mah antepkeun we

        Balas
      • uDien D'kab 234

        maaf kang 1001nick ….
        abdi sono ka salira, ka mana wae juragan teh atuh, kumaha nu di bumi daramang, sukur pami daramang mah …

        geningan di dinya tambah ganteng dan kalem, apa resep rahasianya ??? :mrgreen:

        Balas
  • seperti halnya firman yg berbunyi ”allah tidak akan memberikan coba’an yg tidak mampu di jalani oleh makluknya”..tapi juga harus diluruskan lg..makluk yg bagaimana?maxudnya ya makluk yg beriman..kalo aceh sampe kena tsunami ya harus kembali ke firman td..bukankah tidak ada asap tanpa api..

    Balas
  • ingat 5 perkara….. :mrgreen:

    Balas
  • alhamdulillah,james bons+kang udin memberi pencerahan

    Balas
  • sabdho guparman

    leres mbah. . .
    karena pahala dan dosa gak keliatan akhirnya kebanyakan orang ndak peduli lagi mana halal mana haram .

    ketika sudah tidak ada lagi penyeru amar ma’ruf nahi munkar maka sudah tidak ada lagi peredam murka Allah.

    keep brotherhood,

    salam,

    Balas
  • Hmmm….ringan dan bermanfaat. Nice and good article mas..!

    Balas
  • Dialah yang berkehendak…kita cuma sebagai wayang….melakoni peran saja!!…semoga kita dimasukkan sebagai golongan orang2 yang khusnul khotimah……….amiiieeennn….

    Balas

Tinggalkan Balasan ke Bonsai Biker Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.