Testimoni pemakaian

Riding Breng Bule : Ekspedisi Lembah Banteng di Trenggalek Selatan Konon Masih anyak Macan Jawa

Pengalaman Riding kali ini adalah ketika James Bons kembali dari Malang dengan mengendarai si Camry -hahaha si Tiger yang Camryosok rantenya itu- berboncengan dengan mas Mansur Kakanda James Bons. Saat tiba di Blitar kami bertemu dengan 5 orang bule mengendrai Camry juga ditambah seorang gaed. Sambil riding pelan kami saling sapa, lalu beberapa kali ngobrol. Si bule ini semuanya asal Belanda, yang 1 mahir bahasa Inggris sementara yang 4 kurang mahir.


Saat tiba di Tulungagung kami berhenti lalu ngobrol serius. Tak berapa lama si bule yang jago ngomong Inggris menanyakan tujuan kami, lalu kemudian mengajak untuk riding bareng  ke Pacitan tetapi tidak lewat jalur besar, namun lewat tepi laut yang curam dan hanya berjalan makadam.  Ya dasar kami petualang asek aja menerima ajakan si bule. Tak berapa lama kemudian kami sudah terguncang diatas jalan makadam naik turun, wah terjal nian. Sebelah kanan kami bukit menjulang tinggi, sebelah kiri kami jurang terjal dimana dibawahnya adalah laut selatan. Pemandangan indah banyak sekali terdapat disini dan betul-betul belum terekspos publik. Beberapa diantaranya adalah air yang keluar dari tanah lalu langsung terjun ke laut, wuihh indah nian, sementara diseberang jauh terlihat ombak besar laut selatan menggulung, membiru indah mmm semua itu tentu hampir mengcoh konsentrasi riding kami.

Tak berapa lama kami berhenti ditengah hutan lebat, sibule langsung mengambil sampel beberapa tanaman dan menanyakan kepada kami nama jenis tanaman tersebut. Salah seorang diantaranya ngomong dalam bahasa campuran Inggris-Belanda intinya adalah mengagumi kekayaan alam Indesia, lalau James Bons nyeletuk -ini yang menyebabkan negara sampean menjajah 350 abad, ahahahahaha-. Si bulepun ketawa.

Tak berapa lama James Bons diminta nanya ke penduduk perihal tempat selanjutanya yakni arah yang kami tuju. Yup ternyata kata si penduduk kami menujua daerah angker. Daerah ini bernama lembah banteng. Disini dinamai lembah banteng memang masih banyak banteng berkeliaran, lalu binatang lain seperti Kijang, monyet dan babi hutan. Ya, hukum rantai makanan memang begitu banyak makanan tersedia tentu predator akan ada, dan memang seperti itulah disitu adanya. Konon harimau jawa masih banyak berkeliaran disitu dan tak seorangpun berani mengganggu. Bahkan para pemburupun tak berani karena sulitnya medan dan takut akan angkernya wilayah ini.

Sebuah mitos boleh jadi benar atau boleh jadi diciptakan bahwa lembah ini sangat angker, maka tak ada yang bernai ke lembah ini dan wal hasil species disini awet dan tak ada yang mengganggu. Setelah James Bons dan Si bule tiba di daerah ini, mmm betul-betul sepi gan, hutan masih lebat,lembahnya begitu terlihat perawan, areal yang berada di pinggir laut ini memang secara kasat jelas susah dicapai, harus turun dengan tali menerobos JUrang terjal untuk bisa ke lembah ini dari jalan utama. Sementara kalau sampai dibawah hutan lebat beserta para penghuninya siap menyambut kedtangan kita mmm rrr ngeriii. Kicau burung begitu bebas disini, babi hutan masih jelas lari kesana kemari, bahkan si banteng sesekali terdengar krosak-krosaknya, sementara si kijang alamak begitu meliha orang langsung lompat sekitar 5-6 meter menyeberangi suangai, wowo fantastis.

Beberapa jam kami observasi di atas lembah itu dan jelas tak berani turun ke lembah, dan matahari tenggelam di ufuk barat. James Bons jelaskan pada si bule, kalau teteap disitu saat gelap, bisa pulang tingal nama, hahahah. Akhirnya kami tinggalkan daerah serem ini menuju Pacitan ditengah bayangan bulan yang hampir purnama.

13 komentar pada “Riding Breng Bule : Ekspedisi Lembah Banteng di Trenggalek Selatan Konon Masih anyak Macan Jawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.