Artikel Agama

Renungan Malam: Jangan Kira Tuhan Kecewa Anda Berbuat Zina, Jangkan Kira Tuhan Bahagia Anda Rajin Ibadah

surga
surga

Anda berbuat keji, mm memang Tuhan kecewa anda berbuat keji? Anda rajin beribadah, emang Tuhan bahagia anda rajin beribadah? Tidak lah yau. Tuhan tak sedikitpun butuh ibadah anda, tuhan tak sedikitpun minta punjian anda, Tuahn tak pernah mengemis sanjungan anda, Tuhan tak butuh sujud anda. Begitu sebaliknya anda mau bejat, mau keji mau jadi garong, mau jadi perampok, ya monggo saja, Tuhan gak bakal sedikitpun kecewa.


Brader sekalian, ibadah adalah untuk diri sendiri, ibadah adalah wujud syukur kita karena diciptakan sebagai manusia dengan penuh kelebihan dan banyak rizki, Tuhan tak butuh ibadah kita, kita sendirilah yang membutuhkan itu. Tuhan juga tak bakal kecewa andaikata kita berbuat jahat karena bila kita berbuat jahat kita sendirilah yang menanggung akibatnya.
Surga telah di janjikan, neraka telah deskripsikan, dengan jelas, bagi mereka yang telah memilih. Keji, mm jangan kira masuk surga, begitu juga sebaliknya baerbuat baik, beramal shalih, dan banyak beribadah, surga menanti anda. Monggo dipilih-dipilih.
Lihat,banyak koruptor hidup mewah, banyak penipu hidup bergelimang harta, dan banyak pula pembohong berfoyafoya. Tak jarang orang shalih hanya menderita, oroang jujur ditindas, orang shalih dizalimi.
Bismillahirrahmaanirrahiim. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Pengasih adalah sifat Tuhan yang mengasihani semua makhluknya di dunia ini, mau yang baik, rajin beribadah, shalih, dan taat dan juga sebaliknya Tuhan juga tetap mengasihani bagi mereka yang bejat, jahat, dan penebar sesat. Tapi ingat Tuhan maha penyayang, di akhirat nanti Tuhan hanya menyayangi mereka yang berbuat baik, yang taat, yang  shalih, sementara yang bejat, dan sesat, monggo masuk neraka.

49 komentar pada “Renungan Malam: Jangan Kira Tuhan Kecewa Anda Berbuat Zina, Jangkan Kira Tuhan Bahagia Anda Rajin Ibadah

  • pertamaxxx dulu baru baca….

    Balas
  • alhamdulliah ud tobat om bons….

    Balas
  • wow. Super owm..
    😮

    Balas
  • Subhanallah…Hamdan wa syukron LILLAH…matur suwun sdh mengingatkan…

    Balas
  • bener… Tuhan udah terlalu banyak memberikan Rizki n Nikmat pada makhluk ciptaannya..

    Balas
  • benar juga,…..jadi makin inget banyak dosa.

    Alhamdulillah, terima kasih banyak pak bons sudah mengingatkan melalui tulisan diatas.

    Balas
  • Refleksi yang menggugah tanpa menggurui pak Bons. Trimakasih sudah menginspirasi untuk memandang kehidupan tanpa mengecam dan kemuliaan memang hanya milikNya dengan atau tanpa pujian ataupun ketidakpatuhan manusia. Setidaknya kita diberikan kesempatan untuk memilih di antara keduanya. Gbu

    Balas
  • Tapi kenapa Anang Hermansyah bisa bilang “Nanti dimarahin Tuhan” di syair lagunya? 😀

    Balas
      • Tapi kenapa Tuhan bisa murka dengan mendatangkan tsunami, gempa bumi, banjir, dan sebagainya, jika Tuhan tidak peduli?

        Balas
      • fenomena alam itu gan sudah sifat alam ada yang rusak ada yang gempa ada yang banjir tanpa pandang bulu apakah di Aceh yang muslim atau di Jepang yang Non Muslim.
        Mungkin lebih indah andaikata kita tidak menyalahka Tuhan dalam hal ini atau mengatakan Tuhan murka. Ini adalah tanda dari kekuasaan Tuhan bahwa alam uatu nanti akan betul-betulrusak dan dunia bakal kiamat. Tuhan selalu peduli dan Maha Peduli,cuman Tuhan tidak butuh, kitalah yang butuh.

        Balas
    • sabbath bloody sabbath

      cb anda sekali2 nont natgeo,dsitu dsebut bhw gempa tjd krn rotasi n revolusi bumi,jd gempa bfungsi utk mnyeimbangkn bumi,bencn alam sebgian krn sunatullah dan sebgn krn kebodohn manusia,CMIIW

      Balas
    • Gara-gara kalimat ini: “Jangan Kira Tuhan Kecewa Anda Berbuat Zina” saya jadi berpikiran kalau Tuhan tidak peduli kepada manusia… 😀

      Kalau bencana hanya sekedar fenomena, apakah kejadian di jaman Nabi Luth juga hanya fenomena? 😀

      Balas
      • mustahil tak peduli, justru surga dan neraka adalah kepedulian, kesalahan kita sering memaknai judul mentah-mentah tanpa meresapi arti.
        Beberapa kejadian memang perumpamaan dan pelajaran,terusbanyak lagi kejadian lain adalah hukum alam,apakah sampean mau bilang orang aceh lakan, lalu orang aceh kafir layaknya kaum nabi Luth?
        makanya sebua tak baisa digenealisir begitu saja.

        Balas
        • Berarti seharusnya Tuhan kecewa jika kita berbuat dosa, kecewa karena Tuhan peduli kepada kita, bukan kecewa karena Tuhan membutuhkan kita. 🙂

          Wah saya tidak berani pak, menyebut kalau orang Aceh kafir 😀 Saya hanya ingin memastikan bahwa benarkah bencana itu terjadi begitu saja (sunatullah) tanpa ada campur tangan (kepedulian) dari Tuhan?
          🙂

          Tuhan itu memang unik…

          Balas
      • Tuhan bukan manusia yang suka kecewa, tak ada ceritanya kehendak Tuhan yang gak tersampaikan wong segalanya memang Tuhan yang menentukan, kekecewaan adalah timbul karena harrapan tak terkabulkan. Tuhan memberi pilihan, manusialah yang punya sifat kecewa, adakah di Asmaul husan, sifat allah itu Kecewa?gak ada sejarahnya mas bro.
        Namanya Sunatullah adalah tentu saja campur tangan Allah

        Balas
        • Asmaul Husna adalah nama-nama baik kepunyaan Tuhan, “Kecewa” tidak mungkin masuk dalam lingkungan “nama baik”. Tetapi bukan berarti Tuhan tidak bisa kecewa. Tuhan sangat membenci manusia yang menyekutukan-Nya, benci bisa berasal dari kecewa. Jika Tuhan bisa membenci manusia, berarti Tuhan bisa kecewa kepada manusia. Bila Tuhan tidak punya rasa kecewa, maka tidak akan pernah ada peringatan dari Tuhan atas kelakuan manusia.

          Balas
      • sekali lagi jangan samakan tuhan dengan manusia, itu musrik namanya sifat wajib bagi Allah adalah beda dengan makhluk, carikan saya dalil yang mengatakan Tuhan itu kecewa. nanti kita bahas!
        satu hal Allah itu berkata “Saya sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku” dari situlah kita berbaik sangka pada Allah dan terwujud dalam Asmaul husna.

        Balas
      • Mas bro, memahami Qur’an sepenggal ayat tanpa dihubungkan dengan ayat lain dengan melihat kontek yang ada tak jarang bisa menyalahi arti dan mengkaburkan masalah. Ditambah lagi memahami sifat Allah disamakan dengan sifat manusia tentu lebih membuat hal lebih kabur lagi.
        Monggo dicermati denga seksama dan bukan diibaratkanTuhan seperti manusia. Ingat kecewa itu sumbernya hati, bahagia itu sumbernya hati, belum pernah saya mmpelajariada ajaran tentang “Hati Allah”, itu sama saja menganggap Allh seperti manusia. Ingat menganggap Allah sam dengan makhluk itu musyrik.
        Orang Arab mengatakan hati dengan Qolbun yang bisa inqalaba-yanqalibu (قلب ..انقلب….ينقلب) yang artinya berbolak-balik, kadang bahagia-kadang kecewa, maka Judul diatas tak saya pilih dengan kata “Allah marah untuk orang yang berzina yang dalam artian adalah mendapat hukuman Allah, atau Allah ridlo untuk orang yang berbuat baik yang dalam kontek adalah mendapat pahala.” Saya lebih memilih kata kecewa dan bahagia, karena Allah takkan sama sifatnya dengan manusia.

        ayat berikut yang sampean tulis di atas
        فلما آسفونا انتقمنا منهم فأغرقناهم أجمعين
        memang mengandung kata أسخطون= أغضبون= آسفونا
        yang memang berarti marah sebagaimana menurut Ibnu Abbas, Dlihak dan para ahli tafsir lain.
        Namun masih menurut para mufassir dalam kontek ayat ini adalah marah dalam artian menghukum kelompok Firaun. Topik pelajaran dalam ayat 46-56 adalah untuk memberi pelajaran pada umat yang kemudian bahwa kehancuran Firaun dan umatnya adalah mengingkari kebesaran Tuhan.
        Allah memberi pilihan untuk bertobat lalu mengikuti nabi Musa, atau tetap mengikuti Firaun, maka jelas yang ikut Fir’aun akan mendapat hukuman.
        Semoga maklum.

        Balas
      • Sayangnya Anda mengambil judul “Jangan Kira Tuhan Kecewa Anda Berbuat Zina, Jangkan Kira Tuhan Bahagia Anda Rajin Ibadah”. Sehinhha komentar di atas bisa digunakan untuk “menimpali” arikel Anda sendiri, Pak. 😀

        Apakah Tuhan akan tiba-tiba murka tanpa ada sebab musabab? Marah dan murka sumbernya dari kekesalan, kekesalan sumbernya dari kekecewaan.

        Tuhan memang tidak mungkin meniru manusia, tetapi manusia yang meniru Tuhannya. Manusia dapat menciptakan, manusia bisa berbuat baik, manusia bisa murka/marah, manusia bisa kesal, manusiawi, tetapi dari mana sumbernya?

        Jika Tuhan tidak perasa (suka, benci, kesal, kecewa), mana mungkin Tuhan maha pengasih, dan mana mungkin Tuhan menyelenggarakan “Hari Pembalasan”.

        Balas
      • Sekali lagi Allah beda dengan Manusia camkan itu, silakan cari dalil Allah kecewa dan Allah bahagia maka akan kita bahas.
        Kata-kata مفلخ مفلسو خسر dan sederetannya dalam Al-Quran yang berarti beruntung/bahagia, rugi, dll diperuntukkan buat manusia.
        Agama bukan meraba-raba mas bro harus ada dalil otentik baru bisa kita bahas, silakan kalau sampean pernah menemukan dalil ada “Hati Allah” ada “ruginya Allah” atau ada “bahagianya Allah”
        wilayah agama ada yang bisa dijangkau dengan akal dan ada yang tidak, ya takut nanti hanya merupakan akal-akalan.
        Bagi saya membuat artikel agama sungguh harus berhati-hati dan memerlukan perenungan dan pemilihan kata lebih lagi ada dalilnyabukan ngasal.
        Kalau kritik sampean tentang artikel moto dan sebagainya bagi sayatak masalah berdebat ngalor ngidul tanpa korodor,tapi kalau aslah agama lalu hanya berdasar prasangka dan berpatokan pada akal dan perasaan tanpa dalil yang otentik, maka akan lahir Irshad Manji ke dua setelah aslinya.
        Andaipun saya salah karena pemilihan kata insyallah saya ganti dan perbaiki tapi jelas harus ada dalil da patoka tentang itu. So, monggo dipikirkan.

        Balas
      • Siapa yang membisikkan amarah? Siapa yang membisikkan hawa nafsu? Syaiton? Lantas, bila Tuhan marah maka semudah itu menyamakan Tuhan dengan Syaiton? Siapa yang menciptakan Syaiton? Tuhan? Atau tercipta dengan sendirinya? Maka dapat disimpulkan, semua sifat yang ada di dunia ini bersumber dari Tuhan. Jika Tuhan tidak memiliki perasaan kecewa, lalu darimana datangnya perasaan tersebut? Dari Syaiton? Siapa yang menciptakan Syaiton?

        Balas
      • sekali lagi agama bukan akal-akalan, tunjukkan dalil lau kita bahas, seperti yang telah anda tunjukkan di atas!

        Balas
      • Yang saya tulis apakah tidak termasuk dalil Pak? Bukankah dalil itu ada dua, dalil Aqli dan dalil Naqli?

        Saya mengatakan ini:

        Siapa yang membisikkan amarah? Siapa yang membisikkan hawa nafsu? Syaiton? Lantas, bila Tuhan marah maka semudah itu menyamakan Tuhan dengan Syaiton?

        Bukan akal-akalan pak. Tapi memang dengan akal.

        Balas
      • Irshad Manji Lesbi, apakah Allah harus Lesbi,orang penuh dengan sifat iri, dengki,apakah Allah harus iri, sejak kapan Allah punya rasa iri, manusia fana, alam fana apakah Alah yang menciptakan manusia harus bersifat fana, kjekal mas bro Allah itu. Sampean punya rasa cinta,cemburu apoakah Allah harus cemburu.
        camkan itu Allah beda dengan makhluk. Dalil dalam agama adalahpertama dalil Naqli baru didukung aqli, banyak hal dalam agama yang susah dicapai akal, sekali lagi hati-hati kalau ngomong agama tanpa didukung dalil Naqli yang kuat.

        Inilah salah satu faktor yang menjadi pangkal tolak FPI menggerebeg Salihara, Irshad manji menfsirkan Al-Quran dengan nurani dan akalnya sehingga menurutnya Lesbi itu boleh. Dan inilah yang dilakukan JIL, kenapa sampean yang dala blognya menulis dunia Tanpa JIL kok malah memakai cara jIL?

        Balas
      • Makanya pak, saya bilang Tuhan itu unik, saya tidak pernah bilang Tuhan seperti manusia. Anda yang menuduh saya menyamakan Tuhan seperti manusia.

        Tuhan yang memiliki segala rasa, sehingga hak Tuhan-lah untuk menggunakan atau tidak menggunakannya. Jadi jika Tuhan menggunakan rasa yang juga dipunyai manusia atau syaitan, tidak serta merta menganggap Tuhan “meniru” manusia, atau Tuhan “meniru” syaitan. Tentu saja karena rasa itu Tuhan yang memiliki.

        Termasuk rasa marah, kecewa, dan sebagainya. Silakan lihat An-Nisaa’ ayat 93. Bahkan Tuhan pun mengutuk hamba-Nya, seolah-olah Tuhan dendam kepada hamba tersebut.

        Balas
      • -Tak usah jauh-jauh nanti malah keblinger, silakan datangkan dalil ada ngak Tuhan Kecewa dan Bahagia kalau sampean memprotes judul di atas, kalu tidak ada ya jangan melebar kemana-mana.

        -Tuhan punya sifat dendam?
        sejak kapan, anda jangan asal tafsir gan. Nanti Tuhan juga Balas dendam.
        Monggo dipahami apa itu sifat wajib bagi ALlah dan sifat mustahil bagi Allah.

        -kalau sampean Tidak setuju dengan judul ya monggo saja itu hak sampean monggo saja, namun untuk menafsirkan ayat dengan cara pikir sampean wah rasanya ngeri.

        Balas
      • -Tak usah jauh-jauh nanti malah keblinger, silakan datangkan dalil ada ngak Tuhan Kecewa dan Bahagia kalau sampean memprotes judul di atas, kalu tidak ada ya jangan melebar kemana-mana.

        😀 Jika Anda tetap pada substansi bahwa Tuhan tidak memiliki rasa “kecewa”, seharusnya saya yang meminta dalil karena Anda menggunakan kata “kecewa” pada artikel ini, terlebih Anda mengaktakan “Jangan Kira Tuhan Kecewa Anda Berbuat Zina”, seharusnya jika dalil naqli yang dijadikan acuan, Andapun harus menuliskan pula dalil naqli untuk kalimat tersebut, apalagi seolah-alah Anda mengetahui bahwa tuhan Tidak kecewa. Silakan tunjukan dalilnya Pak, agar saya tidak keblinger.

        -Tuhan punya sifat dendam?
        sejak kapan, anda jangan asal tafsir gan. Nanti Tuhan juga Balas dendam.
        Monggo dipahami apa itu sifat wajib bagi ALlah dan sifat mustahil bagi Allah.

        😀 Saya tidak berani pak menuduh Tuhan pendendam. Subtansinya adalah bahwa Tuhan memiliki segala rasa dan berhak untuk menggunakannya. Saya rasa ayat pada 4:93 dan 43:95 cukup untuk menyatakan bahwa Tuhan bisa marah, Tuhan bisa murka, Tuhan bisa kecewa, Tuhan bisa membenci.

        -kalau sampean Tidak setuju dengan judul ya monggo saja itu hak sampean monggo saja, namun untuk menafsirkan ayat dengan cara pikir sampean wah rasanya ngeri.

        😀 Maaf beribu maaf Pak, saya sekadar ingin berdiskusi. Dan namanya diskusi tentunya harus juga dengan akal pikiran. Jadi semoga tidak ada syak wasangka buruk terhadap saya, dan tidak terlontar tuduhan bahwa saya musyrik, kafir, dholalah, dsb.. Atau menggolongkan saya sebagai salafi, wahabi, dsb.

        Balas
      • Judul di atas adalah bersumber dari ayat
        ومن كفر فإن الله غني عن العالمين
        “Dan bagi siapa yang kafir maka susungguhnya Allah itu tidak membutahkan terhadap alam ini”
        Cukup jelas Allah tak butuh pada alam ini, termasuk anda, saya, kebaikan anda, keburakan anda, kalau anda berkehendak atas sesuatu lalu terjadi kesenjangan atas kenyataan dan keinginan, maka anda bakal kecewa, Allah beda gan apa yang senjang, apa yang tak mungkin bagi Allah. BErdasarkan ayat dit atas tak ada kebutuhan Allah terhdap kita semua Allah hanya akan memberi hukuman pada siapa saja yang kafir dan memberi pahala bagi yang syukur. Tak usahlah garang-ngarang Allah dendam, nanti jadi seperti JIL.
        Belum pernah saya jumpai ayat menyatakan Allah Dendam, Allah Kecewa, sekali lagi jikla ada dalil monggo dikemukakan, saya tidak berani mengarang-ngarang, semua tulisan agama dalam warung ini insyallah bersumber dari Alquran dan hadits, bukan ngarang-ngarang atau akal-akalan.
        kecuali artikel motor betul sering saya sebutkan sebagai lamunan kamar mandi, atau teori kiralogi, kalu agama, no way.
        Sekali lagi kalau sampean punya dalil bersumber dari Qur’an atau hadits monggo kita lanjut diskusi, dan saya akan ucapkan terimakasih sebesar-besarnya untuk itu dan untuk sebuah koreksi demi kebaikan kita semua tentunya.
        Namun jika tak ada dalil yang menunjukkan, mohon maaf silakan anda bertanya pada ustadz atau kiyai yang lebih pandai, saya takut salah dalam penafsiran.
        Sampean dari Cirebon, monggo ada ratusan pondok dan banyak Kiyai yang tentunya jauh lebih pinter dari saya, mau dari buntet, dari gedongan, atau kempek atau dari tempat lain atau ke daruttauhid yang dekat dengan bandung, monggo saja. Tetap salam ukhuwah islamiyah, meski beda pendapat tetap kita sesama muslim, saya tetap menghargai apapun pendapat sampean sebagaimana sya menghargai pendpat FPI, JIL, NU,Wahabi dan sebagainya yang boleh jadi ada yang berbeda dengan saya.

        Balas
  • artikel yang mendalem banget, mudah-mudahan dapat mengingatkan kita semua untuk berbuat yang lebih baik. amien. 1000x

    Balas
  • redbullrider

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
    لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ أَحَدِكُمْ مِنْ أَحَدِكُمْ بِضَالَّتِهِ إِذَا وَجَدَهَا
    “Allah Ta’ala sangat gembira menerima taubat seseorang kamu, melebihi kegembiraan seseorang yang menemukan kembali barangnya yang hilang.” (HR. Muslim no. 4928)

    Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
    لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلَاةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ
    “Sungguh kegembiraan Allah karena taubatnya hamba-Nya melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian terhadap hewan tunggangannya di sebuah padang pasir yang luas, namun tiba-tiba hewan tersebut lepas, padahal di atasnya ada makanan dan minuman hingga akhirnya dia merasa putus asa untuk menemukannya kembali. kemudian ia beristirahat di bawah pohon, namun di saat itu, tiba-tiba dia mendapatkan untanya sudah berdiri di sampingnya. Ia pun segera mengambil tali kekangnya kemudian berkata; ‘Ya Allah Engkau hambaku dan aku ini tuhan-Mu.’ Dia telah salah ucap karena terlalu senang.” (HR. Muslim no. 4932)

    sumber : http://al-atsariyyah.com/anjuran-bertaubat-dan-menjauhi-dosa.html

    Balas
  • redbullrider

    kalau pernyatannya “Allah tidak senang kita rajin ibadah” saya kurang sependapat.

    “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (at-Taubah: 4)

    “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (al-Mumtahanah : 8)

    “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Maidah: 13)

    “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS Al Baqoroh: 222).

    Tapi kalau pernyatannya “Allah tidak butuh ibadah kita” saya setuju.

    Allah Ta’ala Tidak Butuh Ibadah Kita

    Ketahuilah, Allah Ta’ala tidak membutuhkan amal ibadah kita. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menyembah-Nya, namun bukan karena Ia butuh untuk disembah. Allah berfirman:

    وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

    “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (saja). Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (QS. Adz Dzariat: 56-58)

    Kita beribadah atau tidak, kita melakukan amal kebaikan atau tidak, kita taat atau ingkar, kita maksiat atau tidak, sama sekali tidak berpengaruh pada keagungan Allah Ta’ala. Andai seluruh manusia beriman dan bertaqwa, keagungan Allah tetap pada kesempurnaan-Nya. Andai semua manusia kafir dan ingkar kepada Allah, sama sekali tidak mengurangi kekuasaan-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman:

    يا عبادي ! لو أن أولكم وآخركم وإنسكم وجنكم . كانوا على أتقى قلب رجل واحد منكم . ما زاد ذلك في ملكي شيئا . يا عبادي ! لو أن أولكم وآخركم . وإنسكم وجنكم . كانوا على أفجر قلب رجل واحد . ما نقص ذلك من ملكي شيئا

    “Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal samapi yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bertaqwa, hal itu sedikitpun tidak menambah kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bermaksiat, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan-Ku” (HR. Muslim, no.2577)

    Demikianlah, Allah Ta’ala tidak butuh terhadap ibadah kita. Lalu untuk apa kita berlelah-lelah, menghabiskan banyak waktu untuk beramal dan beribadah? Karena kita yang butuh untuk itu. Allah Ta’ala berfirman:

    إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا

    “Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (QS. Al Isra: 7)

    وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ

    “Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri” (QS. Luqman: 7)

    Maka apa lagi alasan untuk enggan dan malas beribadah dan beramal? Bukankah itu untuk kita sendiri?

    copas dari: http://kangaswad.wordpress.com/2009/08/29/allah-taala-tidak-butuh-ibadah-kita/

    Balas
    • yup itu pesan yang ingin saya sampaikannamun dengan bahasa yang sedikit lain tentunya

      Balas
  • awal rifqi

    semoga Allah tidak mencabut iman kita yah, karena saat zina imannya dicabut, saat mencuri imannya dicabut. semoga kita semua sadar bahwa ibdah kita itu karena ada hidayah Allah, bukan karena kita sendiri, ooh sombong bila berfikir demikian, Allah yg mggerakkan kita. Semoga kita beribadah ikhlas bukan berharap syurga atau neraka.

    Balas
  • saat gw merantau gw sering dijahati teman2 yg suka maksiat, jarang ibadah spt ditipu, dipukul, difitnah, diremehkan dll. gw di kampung halaman dijahati teman2 yg rajin ibadah. menurut pengalaman gw, org yg rajin ibadah gk sebaik dugaan gw. cnth nya teman gw, dia rajin ibadah tp dia tega ngejelekin gw. dia juga ngutang kpd gw, gk mau bayar. dia sering memanggil tman nya dg nama nama hewan. dia kdng menghalalkan / mengharamkan sesuatu dg seenak nya. dia juga anggap gw kurang tau soal agama, dia merasa lbh tau. teman gw yg lain, dia rajin ibadah, tp dia tega menipu gw demi dpt cewek. dia tega membodohi dan mempermainkan gw saat gw mau ikut krja. tman gw yg lain rajin ibadah, tp dia tega menghina gw, memaki gw gara2 mslh sepele. ada juga org yg rajin ibadah tp sombong dan belagu nya luar biasa. dia merasa paling benar, paling mulia, paling suci. gw kira akan aman dan damai dkat dg org2 rajin ibadah tp ternyata.. oh ternyata!

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.