Berita Umum

Walah Ini, Rubuhnya Jembatan Comal Malah Jadi Ajang Pungli! Piye iki KPK?

Baca tribunnews dengan link berikut INI sungguh ngenes. Bagaimana tidak masak jembatan ambruk malah jadi ajang pungli, coba aja cekidot kutipan dari tribunnews berikut:

comal-ada-truk-besar-lewat
comal-ada-truk-besar-lewat

“Perilaku oknum Polantas Pemalang yang diduga melakukan pungli di Jembatan Comal menjadi pembicaraan nasional.  Bahkan menurut penelusuran Tribun Jateng, aksi pungli itu sudah jadi rahasia umum.

Menurut seorang anggota polisi, jumlah truk kelebihan tonase yang lewat Jembatan Comal pascalebaran  sekitar 200 armada per malam. Pungutan liar jumlahnya sekitar Rp 100 ribu – Rp 300 ribu per armada.

“Jadi setiap anggota (polisi) menerima bersih rata-rata Rp 1 juta dalam semalam,” ujar sumber tersebut.

Ia menceritakan, para sopir truk yang memiliki kelebihan tonase itu “meminta bantuan” kepada oknum polisi.

Jika mereka terjebak atau tidak diperbolehkan lewat ibarat makan buah simalakama. “Sebab, jika mereka parkir di area sekitar Jembatan Comal akan terkena pungutan dari preman untuk biaya parkir yang bisa mencapai Rp 400 ribu per malam dan ketambahan barang yang diangkut akan lama tiba di tujuan. Sedangkan kalau harus memutar lewat jalur tengah atau selatan, para sopir akan menambah biaya solar yang banyak,” terangnya.

Anggota polisi tersebut mengungkapkan bila pungli tidak terjadi di Jembatan Comal, Pemalang saja. “Semestinya truk-truk itu sudah dibelokkan ke Jalur Selatan atau Tengah ketika mereka masuk ke Brebes atau Tegal. Namun kenapa truk-truk itu bisa sampai sekitar Jembatan Comal? Itu karena mereka sudah membayar kepada anggota (polisi) di Brebes dan Tegal untuk bisa meloloskan,” terangnya. (*)”

Ya kalau kayak gini yang awalnya sangat respek kepada pak pulisi karena telah dengan segala daya upaya embantu mudikers, kini mungkin jadi agak kurang dong gara-gara kasus ini, padahal belum tentu semua polisi melakukannya!

16 komentar pada “Walah Ini, Rubuhnya Jembatan Comal Malah Jadi Ajang Pungli! Piye iki KPK?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.