Menakar Komparasi Biaya Perbaikan Shock Patah vs Shock Bengkok

Pertama ini just sahre pengalaman pribadi dan pengalaman beberapa teman tentang kasus shock patah dan shock bengkok. Ini khusus untuk shock depan yang sering paling menanggung risiko ketika kecelakaan. Ini bukan artikel yang berkeinginan BC pada satu prodak , tapi ya melihat kejadian nyata di lapangan, khususnya bagaimana perbaikan ketika shock depan kita patah atau bengkok saat terjadi kecelakaan.

1. Pertimbangan crumple zone

Ya, perlu dilihat fakta bahwa ketika terjadi benturan memang ada kalanya hanya rusak bagian tertentu adakalanya memang rusak beberapa bagian. Langsung saja to the point bahwa motor Yamaha biasanya kalau kecelakaan parah, cenderung shock depanya patah, sementar motor Honda cenderung bengkok. Ini belum harga mati gan, bisa jadi simpulan ini berubah, karena belum ada penelitian secara khusus yang membaningkan dua produk ini secara spesifik. baru berdasarkan banyaknya informasi yang masuk.

Kalau di mobil kita kenal dengan istilah crumple zone, yakni ada bagian yang sengaja dikorbankan ketika terjadi kecelakaan dengan tujuan meredam laju kendaraan. Nah di motorpun yakin hal ini juga diperhitungkan jadi ketika menabrak ada bagian tertentu yang paling menanggung beban misalnya shock depan dikondisikan untuk bisa patah ataupun juga bisa bengkok tergantng insinyur masing masing. Jelas kalau tidak patah atau tidak bengkok laju kendaraan tidak terkurangi, dengan asumsi rider akan melaju terleempar dari kendaraan sekencang laju kendaraan. Nah dengan adanya shock patah atau bengkok laju rider terlempar dari kendaraan akan terkurangi oleh shock tersebut.

2. Pertimbangan Mutu Bahan dan Untun-rugi

Banya yang bilang memang bahwa yang sering patah dalam kecelakaan itu bahan bakunya urang bagus, asnya kurang tebal dan sebagainya, sementara yang hanya bengkok bahannya lebih bagus dan lebih tebal. Ini baru statmen dan asumsi, yang tahu betul pastilah produsen shock macem Showa da sebagainya. Nah dalam menilai ini James Bone tidak berani angkat bicara karena belum mempunyai data valid dan baru berdasarkan asumsi.

Lalu ketika berbicara untung rugi memang kita harus teliti dari mana kita bicara untung dan ruginya. Bila di asumsikan bahwa shock patah itu membahayakan rider, misalkan tertusuk atau bagaimana, jelas ini mengerikan gan, ikin kita was-was kalau sampai ini terjadi.

Di sisi lain kalau shock patah biasanya kerusakan hanya sebatas daerah shock, tidak merembet ke segi tiga dan home steer. Karena memang energi tubrukan terlepas ketika shock patah. Lain halnya ketika shock bengkok, biasanya segi tiga dan home steer akan ikut menanggung bebean energi tumbukan saat terjadi kecelakaan maka wajar ketika sgi tiga dan home steer ikutan oblak sebagai efek dari crash.

Dan disinilah masing-masing ada untung dan ruginya

3. Menakar Biaya Perbaikan

Ketika bicara masalah biaya, kalau belum ada duit, memang shock bengkong masih memberi kita waktu untuk ngumpulin duit buat beli yang baru, sementara shock patah harus mutlak lagsung diganti. Ya, untuk Shock bengkokng bisa dibawa ke tukang press untuk diluruskan, berikut segitiganya usai dari tukang press, anda tinggal pasang kembali shock yang bengkokng tersebut. Lain halnya dengan shock patah, kita musti langsung ganti satu set, kalau tidak berarti motor gak bisa jalan.

Sebagai catatan dari pengalaman pribadi, bila shock bengkok, memang bisa dilurusin di tukang press, namun itu tidak bisa sempurna, pasti ada saja rasa tidak nyamannya, karena tukang press tidak bisa meluruskan 100%, mungkin hanya sekitar 90% saja. Tetep kita musti ganti asnya agar shock bekerja maksimal, sama saja dengan shock yang patah.

Pernah James Bons terlibat kecelakaan mengakibatkan shock depan bengkok, dan James Bons bawa ke tukang pres, hasilnya ya hanya maksimal 90%, di tempat press berbeda-beda tetep saja hasilnya sama, para tukangnyapun saam, mengatakan bahwa kalau mau 100% harus ganti baru, beikut segitiga dan home steernya. Ya, untuk tahap pertama memang masih murah, bawa ke tukang press hanya habis 250 rebu, lalau sambil ngumpulin duit dan setelah sampa 1 juta, baru bisa beli as baru dan kemudian dipasang, barulah jozz.

Untuk hasil setelah dibawa ke tukang prress, ya kalau trek lurus masih enak, namun kalau diajak rebah, terasa sekali motor idak seimbang, dan cenderung liar banting sana-sini. Setelah diganti baru, mm nyusss nyaman.

Begitulah kurang lebihnya menurut pengalaman pribadi James Bons, kurang lebihnya mohon maaf, monggo ditambah testimoninya.