Kecelakaan

Lagi Dan Lagi, Anak Dibawah Umur Dikasih Kendaraan Berujung Petaka, Bermotor Sambil Bercanda Tertabrak Polisi Hingga Meninggal!

Kasus yang sering terulang dan terulang mewarnai banyak lembaran kabar di begeri ini. Bahwa anak di bawah umur sudah diberi kepercayaan untuk berkendara sendiri. Emosi belum stabil, perhitungan belum matang pula. Lakalantaspun sering dan sering terjadi. Kali ini menimpa Alvianus Eli (12) dan Arnoldus Eli (13), dua bersaudara siswa kelas I SMP Negeri Sap’an, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT). Kedua  bocah ini tewas setelah sepeda motor yang dikendarai mereka bertabrakan dengan motor yang dikemudikan Arnol Liko, anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Insana. Kecelakaan terjadi di dekat Gua Maria Bitauni, Jumat (18/11/2014). Demikian kompas mengabarkan.

Anak SMP bercanda naik motor tewas ditabrak polisi
Anak SMP bercanda naik motor tewas ditabrak polisi


Kejadian berawal ketika Alvianus yang mengendarai motor Suzuki Titan DH 5075 M membonceng sepupunya, Arnoldus, baru saja pulang sekolah sekitar pukul 12.30 Wita menuju rumah mereka di Desa Sekon, Kecamatan Insana Barat. Ketika tiba di kawasan dekat Gua Maria Bitauin, keduanya bertemu dengan teman mereka yang juga mengendarai motor. Para siswa SMP ini pun berjalan beriringan sambil bercanda. Karena sambil bercanda, mereka tak sadar motor bersenggolan sehingga motor yang dikendarai Alvianus membonceng Arnoldus oleng ke tengah jalan. Dari arah depan melaju sepeda motor Honda Mega Pro DH 3563 yang dikendarai anggota polisi Arnol Liko dengan kecepatan tinggi. Motor yang dikendarai Arnol pun bertabrakan dengan motor siswa SMP. 

Alvianus dan Arnoldus tewas di tempat dengan luka parah di kepala. Sementara, Arnol Liko menderita cedera cukup parah. Kasus ini jelas menimbulkan polemik tersendiri. Satu sisi orangtua kehilangan anaknya untuk sementara, sementara di sisi lain yang menabrak adalah Polisi, sementara si pak polisi kabarnya berada di jalur yang benar, tapi ya belum diketahui persis apakah pak polisinya ngebut atau tidak, namun yang jelas kalau nylonong ke jalur berlawanan pasti membahayakan diri sendiri dan orang lain. Wew.

Berikut petikan statmen orang tua korban masih dari Kompas, “Karena anak saya sudah jadi korban begini maka saya minta aparat penegak hukum bisa menyelesaikan sampai tuntas dan juga saya minta agar polisi bisa bekerja secara profesional untuk menangani kasus ini. Saya harap yang benar itu jangan jadi salah dan sebaliknya yang salah jangan sampai jadi benar.”

Ya terus kalau begini kan ruwed jadinya, perlu ada kesadaran bersama untuk tidak memberikan kendaraan pada anak usia di bawah umur. Pun juga polisi harus tegas menindak, memberi peringatan, dan melarang tiap sekolah SMP agar peserta didik tidak membawa motor dengan melibatkan pihak sekolah. Disamping tentnya kesadaran orang tua.

Permasalahan juga tak hanya berkisar di situ saja, boleh jadi orang tua yang memberikan motor pada anaknya yang masih di bawah umur ini memang punya alasan yang memang susah untuk dimengerti atau dibandingkan dengan kondisi di kota.Misalnya di daerah luar jawa, dimana transportasi masih belum memandai maka motor adalah pilihan, meski itu cukup sulit. Bila demikian jelas perlu ada andil pemerintah untuk mengatasi masalah transportasi agar anak kecil tidak membawa kendaraan sendiri.

Yup, semoga orang tua korban sanak saudaranya diberi kelapangan gan, amin!

53 komentar pada “Lagi Dan Lagi, Anak Dibawah Umur Dikasih Kendaraan Berujung Petaka, Bermotor Sambil Bercanda Tertabrak Polisi Hingga Meninggal!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.