Siapa Sangka Pemuda Kurus Ceking Sopan Ini Adalah Begal Depok Yang Sadis Dan Kerap Habisi Korbannya?

Satu demi satu kasus begal depok mulai terungkap, para pelaku mulai tertangkap, ada yang babak belur ada yang berakhir di peluru polisi, ada juga yang masih buron hiingga kini. Uniknya siapa sangka bahwa salah satu dari begal depok yang sadis kerap menghabisi nyawa korbannya ini adalah pemuda kurus kering dan sopan di mata para tetangganya?

Ya, Masduki, 25 tahun asal Lampung siapa sangka, pemuda berbadan kurus ini ternyata orang yang paling dicari polisi sejak sebulan terakhir ini. Di mata tetangga pelaku ternyata dikenal sebagai sosok yang sopan dan ramah di lingkungan kontrakan itu. Masduki bahkan sering menawarkan uang kepada para tetangga untuk modal usaha. Hemmm ada-ada saja! Dia adalah kakak beradik dari Mul, yang ditembak mati polisi saat penggerebekan karena melawan.

Track recornya pertama di Jalan Juanda Depok, Sabtu 10 Januari 2015. Begal ini merampas Suzuki Satria dan membunuh pemiliknya Bambang Syarif Hidyatulloh, seorang pekerja yang pulang melintas di jalan itu sekitar pukul 02.00 WIB. Beberapa hari kemudian, komplotan ini menggasak motor, HP, dan dompet berisi uang serta identitas korbannya kemudian menghabisi nyawa seorang pengendara motor yang melintas di depan Kampus BSI, Jalan Margonda Raya sekitar pukul 03.20 WIB, Minggu dinihari, 25 Januari 2015. Aksi mereka berakhir setelah Selasa dinihari, 27 Januari 2015 dilakukan penggerebekan oleh Satuan Reskrim Polres Tangerang dan Satreskrim Polresta Depok di sebuah rumah kontrakan di kawasan KUD RT 1 Rw 3, Sukamaju, Cilodong, Depok. Alamak gak jauh amat dari markas TNI Cilodong!

Polisi mengamankan sejumlah senjata tajam berikut tujuh unit motor. Di antaranya, 4 motor Suzuki Satria dan 3 motor matik yang belakangan diketahui beberapa diantaranya merupakan milik korban yang mereka begal di Depok beberapa waktu lalu.

Masduki dan keempat rekannya tidak hanya beraksi di Depok, tetapi juga di Jakarta, Bogor, Bekasi, hingga Tangerang. Aksi sadis dan tak mengenal rasa iba pada tiap korban-korbannya ternyata bertolak belakang dengan perangainya setiap hari di rumah kontrakannya, Depok, mereka tercatat sudah membantai dua korbannya hingga tewa s saat korbannya melawan.