Airbag Mobil Tak Mengembang Saat Lakalantas, Kasusnya Jadi Debatable

 

Sebuah kasus yang memang debatable dan menyeruak ke permukaan. Di satu sisi perlindungan konsumen di Indonesia dipertanyakan, atau aturannya belum jelas, atau memang ada some thing wrong, namun ini sebuah kejadian nyata di depan kita. Di sisi lain apakah ini sebuah kecelakaan yang memang mengharuskan airbag itu harus mengembang. Setidaknya itulah yang terjadi pasca kecelakaan yang melibatkan tewasnya Desryanto Aruan saat menunggangi Honda City model 2009 dimana airbag yang tidak mengembang. Setelah melalui pengadilan yang ruwet akhirnya PT Honda Prospect Motor (HPM) membawa airbag pada mobil itu ke Jepang untuk diteliti.

Hasil penelitian dipastikan bahwa airbag dalam keadaan normal, Honda City itu tidak mengalami cacat produksi. Lha tapi kok gak mengembang?

Ya, beberapa saat lalu memang ramai diberitakan bahwa keluarga Desryanto Aruan menggugat PT HPM ke meja hijau karena airbag pada mobil Honda City itu tidak mengembang. Lalu tak ada titik temu antara keluarga Desryanto Aruan dan PT Honda Prospect Motor, lalu HMP digugat ke pengadilan Jepang. Kabarnya undang-undang perlindungan konsumen di Jepang, jauh lebih baik dari pada Indonesia.

Poin-poin gugatannya menurut oto detik adalah:

• Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
• Menyatakan Tergugat (Honda) telah melakukan pelanggaran terhadap Undang-undang perlindungan konsumen.
• Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi materiil sebesar US$ 552,250,- (Lima Ratus lima puluh dua ribu dua ratus lima puluh dolar US), dan Rp96.950.000 (Sembilan puluh enam juta Sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) kepada Penggugat.
• Menghukum Tergugat untuk membayar untuk membayar ganti rugi meteriil sebesar Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) kepada Penggugat.
• Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada bantahan, banding maupun kasasi.

Wah pelik inih!