Berita Umum

Edian Nyawa Calon Bupati Ditarifkan Rp. 100 Jt.

Begal ditembak polisi
Pembunuhan

Edaan-edan, persaingan politik di negeri ini sungguh masuk dalam babak kriminal, bahwa ada calon bupati yang nyawanya terancam aka dibunuh oleh orang yang tak dikenal. Ya, pembunuh bayaran telah disewa oleh oknum yang tak dikenal dengan tarif tertentu. Kalau korban terluka maka pembunuh dapat upah Rp 50 juta. Tapi apabila sang korban meninggal dunia, maka pembunuh mendapat uang lebih banyak, yakni Rp 100 juta. Inilah yang menimpa bakal calon bupati (bacabup) Lamongan dari kubu independen, Mujianto, 45, pada Senin tengah malam (10/8) lalu yang dibacok oleh pembunuh bayaran.

Data fakta

Ya, TIM gabungan Satreskrim Polres Lamongan dan Polda Jatim berhasil menangkap dua pelaku dan tersangka pembacokan bakal calon bupati (bacabup) Lamongan dari kubu independen.

Saiful Arifin (SA), 33, warga Desa Menongo, Kecamatan Sukodadi, selaku pembacok dibekuk polisi setelah mendapat keterangan dari Edi Kamsun (EK), 30, warga Desa Sumberaji, Kecamatan Sukodadi, yang lebih dahulu ditangkap.

Menurut Wakapolda Jatim Brigjen Eddy Hariyanto kronologisnya bermula saat tersangka Edi mendapatkan order untuk menghabisi Mujianto dari seseorang yang belum diketahui. Edi lantas merekrut S (buron) dan Saiful sebagai eksekutor. Dan diketahui bahwa tarif yang dijanjikan adalah seperti tertera dalam alinea pertama di atas.

Kilas Masa Lalu

A.

Saat itu di rumah James Bons ada kucing hitam legam mampir, dan kemudian oleh kakak James Bons kucing ini diikat lalu mau dijual dan ada yang bersedia mmbeli dengan harga kisaran Rp. 10.ooo.000, wew, padahal dulu sebelum krismon.

Suatu hari sebelum kucing dijual Ibu James Bons marah-marah sama kakak James Bons nyuruh nglepas tu kucing, jangan sampai dijual.

Selidik punya selidik ternyata Kakak James Bons mau jual tu kucing ke tukang santet. Kucing hitam legam, ternyata bisa digunakan untuk nyantet pembesar atau pejabat. Dan belakang diketahui saat itu untuk nyantet Kepala desa, camat, bupati hingga gubernur tarif santetnya berbeda beda, alamak. Kabar berhembus waktu itu, kalau nyantet lurah hanya 3 jutaan, camat bisa 5 jutaan, bupati bisa 10 jutaan, gubernur bisa 50 jutaan, saat sebelum krismon. Kebenarannya wallahu a’lam, tapi itu penuturan kakak James Bons yang pernah ngobrol dengan tukang santet yang mau beli kucing hitam.

Ibu James Bons ternyata tahu betul tentang ilmu hitam putih ijo biru bahkan sampai ilmu kuning, makanya tahu gelagat kakak yang mau jual kucing item tersebut. Makanya langsung marah-marah dan melarang karena bisa membahayakan orang laain.

B.

Suatu pagi James Bons main ke kakak James Bon yang tukang service elektronik. Ada seorang anak muda datang bawa VCD yang rusak. Kakak James Bons nanya, “Mau selesai kapan? Kalau selesai seminggu rokoknya cukup 76, kalau mau selesai 3 hari rokoknya harus Filter, kalau mau selesai sekarang rokoknya harus Samsoe.” Si anak muda langsung kabur bawa Djie Sam Soe sebungkus, dan 5 menit kemudian VCDnya selesai dikerjain.

James Bons nanya kok punya ide gila kayak gitu tentang tarif, bahwa kalau mau cepat harus bawa rokok mahal yakni Djie Sam Soe, ini ide darimana? Saat James Bons utarakan ke kakak, pertanyaan itu dia jawab idenya dari tukang santet. Dia bilang saat dirinya iseng main ke rumah tukang santet dikasih tahu tarif santet! Hanya saja tarifnya berbalik tidak seperti service VCD.

Bahwa nyantet Sehari langsung meninggal, pemesan nyampek rumah, tersantet dah mati tarifnya Rp. 5 juta, waktu itu sebelum krismon. Lalu kalau 3 hari baru mati tarifnya 15 juta kalau seminggu baru mati bisa 30 juta. Makin lama makin mahal, alamak ternyata yang beginian sejak doeloe kala.

……………………………………………….

Serem gan, segalam zaman yang ginian itu ada saja, ngeri!!!!!!!!!!!!!!!!!!

10 komentar pada “Edian Nyawa Calon Bupati Ditarifkan Rp. 100 Jt.

Tinggalkan Balasan ke brigade jalan raya Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.