News Oto

Menurut KNKT Mobil di Indonesia Banyak Tak Penuhi Standar Keamanan

lakalantas semarang
lakalantas

Sebuah kritikan tajam disampaikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tentang standar keamanan mobil-mobil yang beredar di Indonesia, bahwa kini sudah banyak yang tidak memenuhi safety standard. Dalam hal ini Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) dihimbau untuk menetapkan standar yang lebih tinggi untuk Indonesia, dn tidak melulu memikirkan jualan saja. Demikian yang disampaikan Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Lantas Angkutan Jalan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi Leksmono Suryo Putranto di Jakarta.

Ya memang fakta di lapangan sungguh menggiurkan, orang Indonesia banyak yan berlomba-lomba membeli mobil dengan dana seadanya, dan dengan keterbatasan sarana angkutan umum, maka hal itu menjadikan produsen langsung membidik segmen dengan mengurangi perhatian pada safety. Ya, fakta di lapangan memang tak bisa diabaikan, tengok saja jumlah korban yang meninggal dunia dengan sia-sia akibat kecelakaan meningkat pada periode April-Juni 2015 yang dilansir detik.com ini, sebanyak 4. 814 jiwa melayang disebabkan kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Pastinya seiring dengan pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia yang sangat pesat.

Nah beijimana menurut agan sekalian?

15 komentar pada “Menurut KNKT Mobil di Indonesia Banyak Tak Penuhi Standar Keamanan

  • Ayah Nisa

    Kuantitas yg tidak diiringi kualitas keamanan,
    akibatnya,semakin banyak jatuh korban kecelakaan

    Balas
  • NyobaNgegas

    Kl saya kurang setuju kl mobil² tidak memenuhi standart keselamatan mbah,
    Justru menurut saya pengemudilah yg banyak sekali tidak memenuhi standart mengemudi,mbah bisa liat sepanjang jalan dari ujung timur ke ujung barat, dari ratusan,ribuan bahkan jutaan pengendara brp persen yg bawa mobil nya sesuai standart mengemudi..???
    Kl saya bilang cm 1% pengemudi yg bawa kendaraan nya sesuai aturan lalu lintas,lainnya menggunakan standrt EGP alias Emanh Gue Pikirin….

    Balas
    • Apa bedanya sama rider yang bawa motor?
      Lebih ugal2an ga pake otak.

      Balas
    • BETUL BANGET !
      manusia nya itu sebagai pengendara yg perlu di edukasi.

      sim gampang bikinnya, bisa gk bisa terbitlah sim.
      di luar negri, kakak ane ajah tes sampe 4x abis duit karena tesnya susah dan mahal.

      di daerah ane pontianak, pemerintah malah gencar bikir marka SEPEDA di jalan, yg notabene jrang di gunakan dan sangat sedikit penggunanya.
      bukankah lebih baik ngecat marka jalan di persimpangan, tikungan, zebracross dan rambu2 aturan berlalu lintas yg jelas ???

      pemerintah memang sarap.

      Balas
  • abraham

    Harus wajib ditingkatkan. Jadiin lah itu Euro NCAP, Global NCAP, atau minimal ASEANCAP sebagai salah satu standar. ya atau klo buat diri sendiri beli mobil yang atas 400 juta mungkin lebih safety dibanding yang cuma 100 jutaan

    Balas
  • Pola pikir masyarakat kita itu simpel. Naek mobil biar murah & fitur safety kurang, yang penting kalo ujan ga keujanan, panas ga kepanasan. Toh separah2nya mobil kalo kecelakaan lebih parah yang naek motor. Hwehwehwe.

    Balas
  • standar keamanan taruh lah nomer sekian om, yg jelas2 ga menuhin standar klu nurut ane bukan kendaraan nya, tapi berawal dari regulasi dan yg menjalankannya, semua warga negara pasti tau ini hehe..
    contoh kecil, mulai dari pembuatan sim.. sudah sesuai standar kah ? lanjut dgn hukum dan penegakan nya dilapangan sampai akhirnya berujung pada pengguna dan kendaraannya sendiri.. sudah memenuhi standar kah?
    pemenuhan standar dan kualitas regulasi, hukum, perangkat, sarana dst.. pasti ada, hanya saja mana yg mayoritas, seberapa besar prosentase yg sesuai standar dan yg tidak (kalo g mau dibilang melanggar standar itu sendiri malah) heheh.. itulah endonesa.. imho n cmiiw..

    Balas
  • Yg jelas ADA RUPA ADA HARGA, apa mungkin mobil harga 200 jt an sebanding dgn harga 400 jt an?? Naik motor sisi KEAMANAN DAN KENYAMANANNYA dimana?? Udah jelas naik motor lgs kontak kebadan, masih jg DIBELA2 in naik motor walaupun KESELAMATAN MINIM.
    Mobil body dibuat tebal lalu fitur KEAMANAN lebih difokuskan spt mobil Eropa apa mungkin setara dgn mobil Jepang, Malaysia?? Mobil Eropa lebih safety dr mobil Japan tp daya beli masyarakat kurang mampu krn HARGA yg berbeda jauh. Jd intinya Ada Rupa Ada Harga.
    Sorry bukan maksud Sombong, Jgn punya pola pikir spt org susah kemana2 bela2 in naik motor dgn dalih Biar cepat biar irit biar praktis hobby, dll pdhl semua itu utk nutupin kekurangan pdhl tingkat resiko kecelakaan dan keselamatan sangat minim. Org normal maupun berpikir utk maju kedepan utk bisa ada peningkatan taraf hidup, bukannya malah monoton terus dgn BANGGA TIAP HR NAIK MOTOR. Tau sendiri kan pola bergaul bikers, HARUS DAN WAJIB BERGAUL KEBAWAH SPY DISENENGIN, klo bergaul kebawah bgm bs dpt pekerjaan yg lebih baik, bgm bisa ada peningkatan taraf hidup spy bs beli mobil, rumah, hidup lebih nyaman kemana2 pakai mobil bukannya BELA2 IN KEPANASAN KEHUJANAN KEDINGINAN NAIK MOTOR.

    Mayoritas KOMENTATOR TETAP, BLOGGER DAJ BIKERS BYK YG TERSINGGUNG DGN KOMEN GW KRN DIANGGAP GAK PRO.
    Silahkan cari DUKUNGAN UTK PEMBELAAN DAN PEMBENARAN, mari kita liat

    Balas
  • st3v4nt

    Ndak menuhin standar kok bisa lolos? Logikanya kalau ndak sesuai standar ya jangan dilolosin dong….terus kenapa juga yg diurusin cuma mobil….lah itu motor lebih banyak yg celaka kenapa gak diaudit juga standar keamanannya,…

    Balas
  • handoyo

    1. Safety = KESELAMATAN (bukan KEAMANAN)
    2. Faktor yg menunjang keselamatan tidak hanya dari kendaraan, namun juga pengendara (manusia), bahkan infrastruktur (jalan, rambu lalu lintas, perangkat keselamatan jalan raya)
    3. Adakalanya lingkungan/cuaca juga turut mempengaruhi tingkat keselamatan.
    4. Terakhir, tidak kalah pentingnya adalah penegakan hukum atas aturan yg berlaku

    Balas
  • sektakndelok

    intinya adalah etika berkeendara dan taat pada rambu2 lalin.kalo itu sudah tertanam di jiwa biker & driver paling gak angka kecelakaan bisa diminimalisir.
    terkait dengan itu,,oknumnyalah yang merusak hukum dan undang-undang yang sudah sangat2 jelas ketika terjadi pelanggaran,,baik itu oknum kelas kakap sampai kelas teri.
    intinya indonesia perlu banyak berbenah tentang disiplin diri,,biar tidak merugikan diri sendiri&orang lain.

    GITU AJA KOK REPOOOTT !!!!!!

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.