Kecelakaan

Pemotor Masih SD Tewas Pasca Adu Banteng vs Motor Lain

Pemotor Masih SD Tewas Pasca Adu Banteng vs Motor Lain
Pemotor Masih SD Tewas Pasca Adu Banteng vs Motor Lain

Pemotor Masih SD Tewas Pasca Adu Banteng vs Motor Lain. Yup, sebuah pembelajaran yang amat mahal meusti kita petik gan, bahwa khususnya bagi para orang tua untuk tidak gampang memberikan kendaraan bermotor pada anak yang belum dewasa, atau belum cukup umur, apalagi masih usia SD. Seperti kejadian di Bali yang kalau tidak salah pada hari Minggu, 16-07-2017 lalu ini, bahwa seorang anak usia SD, 12 tahun harus meregang nyawa karena motor yang ditumpanginya terlibat kecelakaan adu banteng dengan pemotor lain. Miris gan.

Kejadian ini dishare oleh akun FB Agung Kayika Kemarin pukul 17:20

“Bagi saudara dan rekan yg memiliki anak blm cukup umur untuk mengendarai sepeda motor,nasehatilah anak2 kita agar jangan dulu mengendarai motor agar tidak sampai mengalami kejadian seperti ini…

sayang anak,bukan berarti kita sebagai orang tua membiarkan hal yg blm pantas di lakukan oleh anak kita yang bisa membahayakan nyawa mereka sendiri..

Tkp jalan wanasari tabanan 1 anak berumur 12 tahun tewas,dlm perjalan saat berusaha di rujuk ke rumah sakit dan satu mengalami luka berat karena motornya adu jangkrik dengan pengendara ber umur 54 tahun yg juga tewas di tkp……#cegahlakalantasanak

Semoga arwahnya mendapat tempat yang layak di alam sana dan keluarganya diberi kesabaran. Dan semoga juga kita semua bisa mengambil pelajaran dari insiden ini, amin.

7 komentar pada “Pemotor Masih SD Tewas Pasca Adu Banteng vs Motor Lain

  • sama2 gak mau ngalah… ngeri. malah kadang yg lawan arah emang sengaja gak mau ngasih. akhirnya adu banteng dan mati di tempat

    Balas
  • Bocah + motor = maut.

    Balas
  • Pencari kebenaran

    Kalau memang ada ortunya, berarti ortunya tolol bin bego

    Balas
  • Ngeri… itu pahanya robek&hancur ya ya yg anak sd..

    Balas
  • Disini saya merasa sedih. Anak belum cukup umur tanpa pengetahuan aturan berkendara.
    Dan orang tuanya mendukung. Paling sering didesa. Tapi giliran didesa diadakan operasi penertiban, malah bisa bisa polisinya yang ditertibkan dari desa.
    Tampaknya ini juga PR buat pak polisi untuk lebih giat mengadakan penyuluhan.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.