Bonsai

Teknik Menanam Bonsai Terbalik

Penggemar bonsai yang terhormat, ketika menanam bonsai umumnya menanam sesuai kidratnya yaitu akar di bawah dan batang atau cabang di atas.  Namun sesuai dengan tuntutan mode ketka bonsai itu harus besar pangkalnya dan batangnya makin ke atas makin kecil, sementara beberapa pohon seperti serut, sisir, dan lainnya terkadang mempunyai bentuk sebaliknya, yaitu batang lebih besar daripada akar dan pangkalanya, makin atas malah makin besar, maka ada satu opsi untuk menanam terbalik, akar menjadi batang, batang menjadi akar.

Untuk mencoba teknik ini tentu harus ekstra hati-hati dan ekstra sabar karena tanaman ditanam tidak selzimnya sehingga lebih rentan terhadap kematian. Teknisnya adalah di tutup dulu semua bagian tanaman, setelah hidup bukalah bagian akar syang sekarang menjadi batang ecara bertahap, setelah batang yang kini menjadi akar tumbuh akarnya, dan akar yak menjadi batang mulai tumbuh semai, maka bonsai siap di train. Yang paling harus dicermati adalah jangan buru-buru untuk memotong dahan atau batang dalam membentuk bonsai, biarkan dulu tumbuh liar dan stabil, kemudian baru siap untuk di bentuk.

23 komentar pada “Teknik Menanam Bonsai Terbalik

  • 1001nickname

    perrrrrrrtttttaaaammmmmmmaaaaaaaxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

    Balas
  • pengalaman pribadi y, pak … ???
    hehehe …

    ^_^

    nice posting … bermanfaat …

    salam kenal …
    mohon di linkback …

    Balas
  • @Nunoe1001
    wes jan pertamake ampek mentok
    @Shafiah
    yup, salam kenal balik, ok link
    @Asmarantaka
    kadang memang posisi menuntut terbalik

    Balas
      • urung so mementukan bro, tar kalau dah stabil hidupnya, kemudian mulai bisa di potong, dibersihkan dan dibentuk, baru tuh keliatan harganya

        Balas
  • Om, itu apa daunnya juga ikut mBalik… xixixixixi

    terus, kasih air juga gak lewat media tanah, alias lewat bagian batang dan daun? xixixixi 😛

    hmm… tapi memang kok, seni tuh butuh ketelitian tinggi, ketekunan dan keakuratan… halagh… 😀

    Balas
    • pada prinsipnya pohon opo ae bisa om MR, cuman tekniknya aja agak berbeda, yang penting ada unsur antiknya

      Balas
  • ini baru namanya bonsai “upside down”! :mrgreen:
    mantap ilmunya bro,

    Balas
  • tibakne ada teknik koyo ngene jg to!!?
    aku byen2 tuku buku teknik+blajar mbikin bonsai, lhaqo’ g nemu teknik ky ngene…!!?
    opo mergo tukue, buku bekas nang pasar mblauran yho…!!!?
    jd,infone g uptodate gitchuuuu….
    (xixiii…..buku bekas ae njaluk ilmu seng gress……..)

    Balas
    • hahahah bukunipun karangan 1997 mbah, ilmunipub terbitan 2005, heheheh
      peripun kabare, taksih sibuk mboten??

      Balas
  • niki pun dugi caruban maleh kang.
    wingi niko d sby mlai kamis-slasa.
    niki kari leyeh2 maleh karo kipaaaaass….kipaaaass nunggu wong apes bane bocor
    (xixixixiiii…..lha klo d rumah profesine mlai dr montir blajaran smpe tukang tembel jeee…., dadi yho kerjaane nunggu wong apes) 😉

    Balas
  • coooocooook iwak ndhog akeh eri_neeeeeeee….
    siap2 shodaqoh wedhang kopi roso godhong bonsai kang, koyoe kulo pun mboten betah pengen mider2, dolan2….
    lhaaa………. targete niki koyoe ngrampok wedhang bonsai ten gone jnengan, xixixiiii 😉

    Balas
    • seep mbah, niki sastro pun ngi siap, sek tak jalukne stiker neng mas taufik ben de stiker TMC

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.