Artikel Agama

Tausiah Ramadan 1: Do’a

Dalam bulan ramadan ini banyak sekali keistimewaan-keistimewaan yang diberikan Allah sehingga apabila orang itu tahu semua keistimewaan itu maka semua orangberharap bahwasemua bulan itu adalah ramadan. Nah salah satu kistimewaan bulan Ramadan adalah dekatnya Allah kepada kita sehingga apabila kita berdo’a Allah akan mengabulkan do’a kita. Dalam rangkaian ayat-ayat Alquran tentang Ramadan Allah Berfirman yang atinya,

“Jikalau haba-Ku bertanya kepada-mu Muhammad tentang Aku, maka jawablah bahwa Aku sungguh dekat, aku kabulkan setiap do’a pendo’a jikalau ia memohon kepada-Ku, maka segeralah berdo’a memohon ijabah kepada-Ku dan beriman kepada-Ku supaya mereka itu mendapat pencerahan.”

Dalam kesempatan ini pokok bahasan kita adalah akhir ayat tersebut yakni, “…….. maka segeralah berdo’a memohon ijabah kepada-Ku dan beriman kepada-Ku supaya mereka itu mendapat pencerahan.”

Brader sekalian dengan dasar perintah dari ayat tersebut banyak dari kitayang berdoa, mulai dari do’a minta pegampunan, do’a minta rizki, anak shalih, pekerjaan, kesuksesan dan sebagainya. Nah setelah kita berdo’a maka betulkah do’a kita di ijabahi Allah,dikabulkan atau diwujudkan Allah? Yakin, banyak pendo’a yang bebrdoa dan merasa keinginan yang ia ungkapkan dalam doa tersebut hingga kini belum dikabulkan Allah. Kok bisa?

Brader sekalian, ada sebuah cerita yang bergulir dikalangan para sufi bahwa ada 2 pendoa yang berdoa kepada Allah, yang satu kaya, tapi tamak dan serakah, yang satunya lagi miskin tapi sabar dan shalih. Dua pendoa ini sama-sama meminta kekayaan padda Allah. dan yang terjadi, Allah mewujudkan keinginan si kaya nan tamak tadi dengan menambah hartanya, sementara yang miskin dan shalih tadi keinginannyabelum juga diwujudkan Allah. Menanggapi hal ini malaikat protes pada Allah, “Keproben sih Gust Alah, wond dah jelas si kaya itu serakah dan tamak, dan si miskin ini ihlas kok malah yang tamak malah dikabulkan doanya?” Kemudian Allah menjawab, ” Ketahuilah malaikat, si kaya itu tamak dan serakah, makanya Kuwujudakan kinginannya supaya ia tak terdengar lagi meminta kepada-Ku karena aku tidak suka dengan suaranya yang tamak itu,  SEangkan yang miskin itu Aku lebih suka suaranya karena dia Ihlas, kubiarkan ia berdoa karena daialah yang mendapat ridhaku”.

Weh kalau berdoa biar cepat kabul beerarti tamak dulu dong, hahahahaha! Ya nggak lah mas bro! Pesan dari cerita di atas adalah bahwa ketika kita berdoa maka tolak ukur sukses tidaknya sebuah doa adalah ukan terwujud atau tidaknya do’a kita, tapi keihlasan hati kita dalam berdoa, sehingga apabila kita ihlas maka setiap doa yang kita lakukan akan mendapat pencerahan dari Allah sebagimana ayatdi atas “………. maka segeralah berdo’a memohon ijabah kepada-Ku dan beriman kepada-Ku supaya mereka itu mendapat pencerahan.”

6 komentar pada “Tausiah Ramadan 1: Do’a

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.