Razia Tutup Pentil Hingga Pengempesan Ban di DKI

Razia tutup pentil namapaknya mulai memakan korban, banyak para pemakai kenadaraan yang memarkir sembarangan, lalu tutup pentilnya diambil dan bhakan banpun dikempesin. Nah disini menuai beberapa kritikan yang diarahkan pada kebijakan ini, namun bagaimanapun juga kan memang hal ini menimbulkan kemacetan kalau dibiarkan. Seatinya sih parkir resmi di Jakarta seperti parkiran di dalam gedung masih bisa menampung kendaraan di Jakarta, namun masyarakat banyak yang memarkir sembarangan dengan alasan harga parkir terlalu tinggi. Demikian juga para pekerja yang memarkir kendaraannya di luar gedungkarena kalau parkir di gedung biayanya membengkak.

tutup pentil ban
tutup pentil ban

Kepala Seksi Pengendalian Lalu Lintas Angkutan Jalan Dishub DKI Jakarta, Andi Jaya Prana mengatakan selain pencabutan tutup pentil juga dilakukan pengempesan ban untuk memberi efek jera. Ia mengatakan aksi ini dilakukan secara serentak sebab masing-masing suku dinas sudah mempunyai target operasi yang dianggap bermasalah. Sebuah stasiun TV swasta kemarin melansir banyak sekali pengguna motor mendorong motornya karena kena razia ini. Dan pengguna mobil hahaha, mesti ke tukang ban kaleee! Wew, namapaknya  betul-betul Jokowi melakukan penertiban di banyak hal, jozz.

29 komentar pada “Razia Tutup Pentil Hingga Pengempesan Ban di DKI

  • 28 September 2013 pada 08:47
    Permalink

    Wong kok do ra gelem tertib.

    Balas
  • 28 September 2013 pada 09:59
    Permalink

    kuat tuku mobil tapi ora kuat bayar parkir….
    Moga2 bukan mobil colongan…. :mrgreen:

    Balas
  • 28 September 2013 pada 10:28
    Permalink

    anget2 t*i ayam 😀

    Balas
  • 28 September 2013 pada 12:10
    Permalink

    ben kapok???

    Balas
  • 28 September 2013 pada 13:10
    Permalink

    truz kalo si Leopard yg parkir sak nggon2 piye mbah..?? protoli rantene.?? kencang turret’e..??

    Balas
    • 28 September 2013 pada 15:54
      Permalink

      Semena mena parkirnya maksudnya?malah hrsnya jgn cuma tutup pentil tuh, sekalian kempesin kalo bs tilang. Tp kynya ga berlaku buat angkot ya

      Balas
  • 28 September 2013 pada 14:35
    Permalink

    Kalau saya sih setuju aja pentil dicabut kalau parkir sembarangan, soalnya kadang ini perkara males parkir di dalem, kalau perkara parkir mahal ya konsekuensi kali….saya bayar parkir motor kalau seharian bisa sampe Rp 12.000,-

    Balas
  • 28 September 2013 pada 14:41
    Permalink

    juos ,ngirit kango sakmu dw….wong liyo susah rek…nek perlu cepot bane pisan….

    Balas
  • 28 September 2013 pada 14:43
    Permalink

    bisa beli mobil tapi pelit parkir njaluk e gratis…

    Balas
  • 28 September 2013 pada 15:20
    Permalink

    Nahh ini lg contoh org2 yg kontra dgn pemakai mobil (penulis dan yg komen). Ban mobil dikempesin lgs diexpose tp saat ada motor yg kena kasus ga diexpose bahkan pura ga tau. Sumpah parah banget org2 disini, wuahahahaaa….

    Balas
    • 28 September 2013 pada 18:37
      Permalink

      bro tolong jgn mengadu domba antara biker dgn driver. keliatan banget komen ente bukanlah sebagai driver yg sbnrnya tapi cuma utk mengadu domba. buat pembaca yg lain saya harap sih bijak menanggapi komen ini

      Balas
      • 29 September 2013 pada 00:41
        Permalink

        Ane ga adu domba bro cb ente liat empunya blog dan yg komen lebih pro ke biker,seolah2 pemilik mbl slalu disalahin tp ga pernah nyalahin biker/motor

        Balas
  • 28 September 2013 pada 20:20
    Permalink

    ahay…. biaya parkir lebih mahal dari harga kendaraan.

    Balas
  • 29 September 2013 pada 00:41
    Permalink

    Ane ga adu domba bro cb ente liat empunya blog dan yg komen lebih pro ke biker,seolah2 pemilik mbl slalu disalahin tp ga pernah nyalahin biker/motor

    Balas
  • 29 September 2013 pada 04:14
    Permalink

    tuh no.21 pasti punya orang kaya yg punya bo’il….

    Balas
  • 29 September 2013 pada 04:20
    Permalink

    mo motor kek..mo mobil kek.. sembarangan… sikat aja smua…

    Balas
    • 29 September 2013 pada 15:04
      Permalink

      Setuju … Termasuk ormas-ormas. Disuruh hidup tertib koq susah amat yak, pdhl efeknya kan positif

      Balas
  • 4 September 2014 pada 09:58
    Permalink

    sebenernya ini dilihat dari berbagai sudut pandang, untuk pengguna mobil pribadi pasti lebih senang parkir ditempat yang memang dekat dengan tempat tujuannya tanpa harus muter2, tp beda dengan pengguna kendaraan umum, mereka akan merasa terganggu dengan macetnya jalanan gara2 yang sembarangan parkir. sampai saat ini kasus ini memang menjadi pro dan kontra.

    Balas

Monggo Tinggalkan Komen Sini Gan, Isian Kolom 3 Pake http://www.... Bila Susah Kosongin