Ibu Kota Baru Diumumkan Jokowi, Kalimantan Timur

Ibu Kota Baru Diumumkan Jokowi

Bonsaibiker.com – Terkait berita Ibu Kota Baru Mas bro. Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan lokasi ibu kota baru pengganti DKI Jakarta pada Senin (26/8/2019). Yup mas bro, di Istana Negara, Jakarta Ibu Kota Baru Diumumkan Jokowi, Kalimantan Timur, tepatnya di sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Masbro, Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil menyampaikan pengumuman ini. Yaitu rencana pemindahan Ibu Kota Negara.

Berikut ini statmen yang ditulis dalam Akun FB Joko Widodo:

Sebagai bangsa besar yang sudah 74 tahun merdeka, Indonesia belum pernah menentukan dan merancang sendiri ibu kotanya.

Maka, pada siang yang berbahagia ini, saya menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan kajian-kajian mendalam, terutama dalam tiga tahun terakhir.

Hasil kajian-kajian tersebut menyimpulkan bahwa lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Kenapa di Kaltim?

Pertama, risiko bencana minimal baik bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi, dan tanah longsor. Kedua, lokasinya yang strategis berada di tengah-tengah Indonesia. Ketiga, berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang, yaitu Balikpapan dan Samarinda. Keempat, telah memiliki infrastruktur yang relatif lengkap. Dan kelima, telah tersedia lahan yang dikuasai pemerintah seluas 180 ribu hektare.

Ma bro, berkaitan dengan ini Jokowi menyampaikan beberapa pint penting lain, selain yang sudah dipaparkan di atas. Sejumlah alasan mengapa ibu kota harus pindah ke Kalimantan Timur. Salah satunya adalah bahwa beban Jakarta yang sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa.

Beban Pulau Jawa menurut Jokowi semakin berat dengan penduduk 150 juta. Jumlah tersebut mencakup 54 persen dari total jumlah penduduk Indonesiasaat ini. Makanya Jakarta dan Pulau Jawa tak bisa dibiarkan terus menanggung beban yang nambah berat ini. Lebih parahnya adalah kondisi kemacetan lalu lintas yang semakin parah, kemudian terjadinya polusi udara, polusi suara, dan polusi air yang harus ditangani.