Kronologis Polantas Pukul Supir Ambulance di Tebing Tinggi
Kronologis Polantas Pukul Supir Ambulance
Bonsaibiker.com – mas bro sekalian, masih dari kabar terkait duek antara Supir ambulance vs polisi di tebing tinggi. Yup, keduanya memang kini telah bedamai. Nah, seperti apa kronologinya, kita lihat Kronologis Polantas Pukul Supir Ambulance di Tebing Tinggi di bawah ini.
Kronologi versi warganet
Menurut akun Barbara Iting Suriting ke SaSaDu (Indonesian Netizen Reports) pada 4 jam lalu menyatakan bahwa pada Sabtu 02 November 2019 sekira pukul 09.00 WIB seorang sopir ambulans RS Sri Pamela sedang membawa pasien CT-Scan berstatus Emergency/gawat darurat dari Tebing Tinggi untuk dirujuk ke RSUD K.Pane di kota Medan, namun diberhentikan paksa oleh Pakpol yang melarang sirinenya dibunyikan karena menganggap bising/ merasa keberisikan Lokasi : Simpang Empat Tebing Tinggi Sumatra Utara.
Artikel lelu berkenaan dengan Kasus Ini:
Duel Polisi vs Supir Ambulan Saat Bawa Pasien Gawat Daruat di Tebing Tinggi
Duel Polisi vs Supir Ambulan di Tebing Tinggi Berakhir Damai, Saling Memaafkan
Kronologis Menurut Polisi
Kronologis menurut versi kepolisian, friksi yang diwarnai adegan pemukulan alias baku hantam ini bermula dari ambulans yang hendak menembus kemacetan. Yaitu di Jalan Sudirman, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara (Sumut) Sabtu siang. Ketika itu kondisi lalu lintas memang tengah padat lantarn bertepatan dengan saat pelajar pulang sekolah.
Berikut penjelasan Kapolres Tebing Tinggi AKBP Sunadi ngutip dari detik
“Brigadir UMP dan rekannya ketika itu tengah melaksanakan tugas (Polisi Lalulintas) di Pos Lantas Simpang 4, Jalan Sudirman, Kota Tebing Tinggi Propinsi Sumatera Utara. Pada saat keduanya bertugas ada ambulans melintas menuju Jalan KF Tandean dengan menghidupkan sirine dan klakson ambulans. Lalu ambulan berhenti di Simpang 4. Pada saat itu kondisi jalan tengah macet lantaran saatnya anak sekolah pulang dari Sekolah Karisma di Jalan KF Tandean.”
Lebih lanjut pak Sunadi mejelaskan bahwa Brigadir UMP menghampiri ambulance, lalu kemudian meminta sopir ambulance ini bersabar dan tak berisik. Masih menurut pak polisi ini kemudian, sopir ambulance yang berinisial Z menanggapi Brigadir UMP dengan berkata:
“Kau nggak pernah sakit?”.
Brigadir UMP menjawab :
‘nggak’,
Supir ambulans menjawab:
“Mudah-mudahan nanti kalau sakit, langsung mati”.
Nampaknya Brigadir UMP boleh jadi tersulut emosi. Iapun kemudian langsung mendatangi sopir. Selanjutnya terjadilah keributan seperti yang terlihat dalam vidio di artikel lalu mas bro. Untungnya segera dilerai oleh masyarakat yang melintas mas bro.
Sementara itu mas bro, Brigadir UMP sendiri mengaku bahwa dirinya tak berniat memukul sopir ambulance ini, Ia hanya mengambil kunci mobil ini agar ambulans berhenti. Harapannya adalah mereka dapat membicarakan masalah mereka secara baik di pinggir jalan.
Demikian mas bro, kronologisnya.
Namanya ambulans tetap prioritas, biar bagaimanapun tetap didahulukan.
Kui salah besar bukan memukul…. “Ngambil kunci”…. Itu bawa pasien, malah digituin…
Pernah bawa orang keadaan darurat pakai mobil pribadi, rasanya pingin cepat sampai dan orang bisa tertolong….
yaelah pol pol, ngambil kunci apa ndak malah lebih gawat dari sekedar mukul.. tu bawa orang sakit..
Mudah-mudahan gak pake sakit tu polisi nanti, auto mati aja.
https://gunaydinmesajlarioku.blogspot.com