Ninja er6n

Konsumsi BBM Kawasaki ER6N Dibikin Irit Sampai 40 KPL, Ini Caranya!

Konsumsi BBM Kawasaki ER6N Dibikin Irit

Bonsaibiker.com – mas bro sekalian, sebuah postingan yang sangat menarik dari mas bro Andri Eldana terkait pengalamannya bikini rirt tunggangannya yaitu ER6N. Yup mas bro, motor Konsumsi BBM Kawasaki ER6N Dibikin Irit Sampai 40 KPL.Weh, ngeri juga kan, moge 650 cc mosok bisa dibikin seirit itu! Menarik kan jadinya. Jadi penasaran seperti apa cara dan testimoninya.

Konsumsi BBM Kawasaki ER6N Dibikin Irit
Konsumsi BBM Kawasaki ER6N Dibikin Irit

Nah tanpa ba-bi-bu-kita simak saja penjelasan mas bro ‎Andri Eldana‎ yang dishare ke group BEKAKAS (Bergejil Suka Motor Bekas)18 Desember pukul 02.06 berikut ini:

Selamat malam mbah ??
Semoga sehat selalu dan yg baca ini tidak lama postingan ini terbit bisa tidur

Sharing yuk mbah mbah sekalian
Belakangan banyak yg tanya
“Ko bisa se irit itu?”

Kadang gedjil jawab
“Ya jangan di gas”
Banyak yg menyangka itu satir
Sebetulnya tidak
Mayoritas bila gedjil sedang dalam kota terutama bandung yg macet (konon katanya termacet di indonesia) memang gedjil ga mlintir gas, hanya narik dan lepas kopling saja

Di luar kota pun gedjil hanya bermain di 3,000 hingga 5,000 rpm
Mari gedjil bahas 1 per 1 mulai dari konsep tuning yg sebetulnya dari dulu gedjil terapkan
(Mohon maaf untuk speedster, speedfreak, mungkin bisa skip postingan ini karna disini tidak mengandung unsur memperkencang roda 2 mbah mbah disini)

Gedjil orangnya santai kalau bawa motor, jarang sekali ingin meneriakan mesin hingga rpm tinggi
Alon alon asal kelakon
Mau motor apapun yg gedjil gunakan kecepatan gedjil sama sadja (mungkin akan terlihat bedanya di jalan kosong hanya di segi akselerasi)

Kalimat satire yg ada sejak dulu menjadi salah 1 inspirasi gedjil
“Gausah digas kalo gamau boros”

Lalu?

Betul semakin di plintir gas akan semakin boros, kalau bisa ya ga mlintir sama sekali cuma main di idle rpm

Hanya saja bila tenaga kurang ya mesin mati
Kalau gitu naikan tenaga, di rpm bawah

Gedjil beri perbandingan
Saat ada mesin mobil 3 silinder 1000cc dan mesin motor 3 silinder 675cc
Maka sekalipun cylinder capacity mobil 1000cc itu lebih besar, motor akan tetap lebih boros (dan lebih bertenaga)
Ini diliat dari peak power mesin dimana peak power di mobil biasanya ada di rpm yang lebih rendah dari peak power yg ada di motor
Lalu apa bisa konsep ini digunakan?
Tentu bisa
Hanya saja ada beberapa hal yg harus diperhatikan :
Material mesin
Presisi part
Cara penggunaan

Debrief 1 per 1

Penggeseran peak power
Ini bisa dilakukan dengan cara menggeser pulser, pick up pulser, atau memprogram timing pada ECU/CDI programmable
Dimana biasanya peak power akan ada saat timing pengapian di 8°
Untuk hal ini
harus disadari semakin tinggi rpm maka timing akan bergeser semakin jauh.

sebagai contoh bila di 1,000 rpm pulse di terima di -5° TMA, maka firing akan ada di 5°TMA, karna kecepatan pulse tetap, sementara kecepatan piston naik seiring naiknya RPM
Bila pulse diterima tetap pada -5° TMA, di RPM 5,000 bisa saja firing bergeser di 8°TMA
(Setiap motor berbeda beda dan harus diperhatikan kembali perbedaan timing di tiap rpm.
Tapi ini bukan tanpa resiko.
Bila firing terjadi hingga 30° TMA, maka ada kemungkinan conrod (stang seher selanjutnya akan ditulis conrod) patah atau bengkok, di beberapa mesin sudah ada penerapan off set cylinder untuk meminimalisir dampak negative dari hal tersebut.

Untuk motor gedjil
Standard vs 40+KPL
Peak power 8,500 : 6,200
Peak torque 7,000 : 5,500 (terlihat disini peak power tidak maksimal bila dibuat rasionya, dikarnakan AFR/lambda, akan dibahas di bawah)
Dengan demikian, motor gedjil tidak perlu buka gas banyak untuk mendapatkan power maksimal dari mesin

Peningkatan performa


Dengan drop power yg cukup besar saat menggeser peak power, gedjil akhirnya memutuskan untuk melakukan trade off, yaitu menaikan performa
Piston asli dengan ukuran 83mm dirubah menjadi 88mm
Fuel pump pun diganti dengan yg memiliki tekanan lebih tinggi
Throttle body pun menggunakan venturi yg lebih besar, gedjil sudah lama ga pake yg standard, mohon koreksi, kalau ga salah orinya 38mm, yg sekarang 42mm, termasuk penyesuaian nozzle lagi.
Koil di sesuaikan, dan menggunakan ECU programmable, bahkan sampai ke busi pun mau ga mau menggunakan multispark.
Sementara setelan lambda di 0.7 atau 10,43 : 1 (AFR, 10,43 molal udara untuk setiap 1 molal bahan bakar), dimana ini setelan sangat amat dan terlalu rich.


Alasan :

Meminimalisir detonasi karna gedjil bisa bangkrut detonasi dikit = ganti piston dan blok + beli liner lagi
Kelemahan, power kurang maksimal, dan terjadi banyak residu di chamber, inilah alasan gedjil menggunakan busi multi spark (TBH inspirasi diambil dari motor india pulsar, salah 1nya Bajaj Pulsar 200 NS, kalau ada yg butuh rekomendasi teman sharing, gedjil bisa berikan kontak dan alamat orang yg dulu gedjil ajak sharing di New Delhi kebetulan gedjil masuh pegang kartu namanya), selain itu kondisi rich menyebabkan rawan FD (fuel dilution, mungkin team sesat bisa lebih menjelaskan detilnya soal ini), sehingga untuk oli gedjil cukup selektif, mayoritas menggunakan Elf Vent Vert atau Mobil Delvac 1 (TOLONG JANGAN DITIRU, DO WITH YOUR OWN RISK).

Selain itu lift cam naik dan diameter valve in naik
Lift naik 2mm (dengan profil durasi cam sama) dengan tujuan memperlancar air flow saja
Tentu per klep dan klep juga diganti dengan klep ukuran sedikit dibesarkan
Dan untuk pasokan udara pun gedjil mengganti saringan udara gedjil (niatnya mau pake ram air tapi otak gedjil tidak sanggup menghitungnya)

Final drive

Gedjil menggunakan gear belakang yg turun 3 ukuran dari standardnya dengan tujuan mendapatkan kecepatan yg lebih tinggi di rpm yg sama, untuk di KR150 dulu gedjil menggunakan 15/37, tentu dampak negatifnya setiap perpindahan gigi maka gap rpmnya akan semakin jauh, bila up shift maka dropnya bertambah, bila downshift maka rpm akan naik lebih tinggi dari biasanya, maka dari itu gedjil selalu melatih rev matching gedjil

Terakhir gaya riding
Seperti yg ditulis di atas
Gedjil bukan yg tipe betot betot gas di jalan, tergolong santai
Riset ini memang tidak selesai dalam 1 2 bulan, kalau ditotal sudah sekitar 2 tahun, perkembangan awal gedjil hanya bisa dapat sekitar 30kpl saja, waktu itu masih pake piston 85mm

Sekian sharing dari gedjil
tentu riset ini masih berjalan dan masih banyak kekurangan
Semoga bermanfaat, tujuan gedjil bikin postingan ini adalah sharing
Sebelumnya mohon maaf bila ada yg private message tidak dibalas, notifikasi gedjil agak penuh dan kesulitan menjawab 1 per 1 di facebook pribadi atau whatsapp gedjil ?
Semoga bermanfaat ??

Catatan kaki :

Bila memang ada yg butuh testimoni, sebetulnya gedjil selalu terbuka, datang ke kopdaran bekakas cimahi-bandung setiap jumat malam, bila gedjil ada dan motor sedang sehat gedjil selalu membuka tangan bagi siapapun yg ingin cek full to full atau cek lewat MID motor gedjil
Sejauh ini mayoritas member bekakas cimahi-bandung yg aktif kopdar sudah pernah test drive motor gedjil
Cemong DanuartaWarkhanReiki Yudhistira Yudijanto, dll (sampe gedjil ga hafal siapa saja yg sudah pernah test drive ?)

Kami tim yg mencari kilometer per liter, bukan kilometer perjam
Karna kalo cari kilometer per jam
Dompet kami merana ? (dan ini kalo bahas tuning di WAG ga jauh dari kilometer per liter, ???)

4 komentar pada “Konsumsi BBM Kawasaki ER6N Dibikin Irit Sampai 40 KPL, Ini Caranya!

  • Gigih Agung

    Bukan maksud rusuh atau gimana, tapi ubahan di atas beberapa ada yang kurang masuk akal dan 40km/L.

    Pertama apakah ada foto ubahan mesin khususnya bagian blok mesin dan piston?

    Karena yang saya tahu blok mesin er6 itu tipis banget Untuk mengejar mesin kompak. Jarak antar piston sangat dekat. Makanya kalau bore up pakai piston 85mm membuat saya bertanya tanya apakah bisa pakai blok standar?

    Oleh karena itu logikanya pakai blok mesin yang lebih besar. Namun apakah ada yang jual blok mesin er6 aftermarket? Setau saya tidak ada yang jual blok mesin aftermarket. Kalau begitu logika selanjutnya bikin blok mesin sendiri, tapi apakah punya teknologinya di indonesia?

    Kemudian piston. Setau saya merek aftermarket terkenal seperti JE Piston, Wiseco, Arias, dll tidak jual piston er6 lebih dari 83mm. Mereka hanya jual piston 83mm dengan kompresi lebih tinggi. Brarti logikanya pakai piston motor lain. Namun apakah dia cocok dipasang di mesin er6. Kalaupun bikin piston sendiri apakah ada teknologinya?

    Ketiga. Apakah 40km/l itu ada bukti hitam di atas putih? Apakah ada catatannya secara scientific? Karena kalo pake logika fisika dan matematika agak kurang masuk akal.

    Keempat kalau pakai alasan mencari irit dan murah, ubahan dewa di atas ditambah ganti TB, ganti jeroan head Belum sama riset dll sama dengan beli mesin/motor baru, yang mana lagi2 kurang masuk akal.

    Untuk gambaran saja Isle Man TT supertwin class dan flat track racing kelas twin 600-900cc, kawasaki er6 yang digunakan hanya ganti piston high dome 83mm, porting polish, custom camshaft, ecu racing, dan TB standar. Itupun butuh biaya ratusan juta dan sanggup melaju 250km/jam lebih dan kata-kata irit gak ada dalam kamus, apalagi sampai berani bore up er6.

    Saya bisa bicara seperti ini karena saya juga punya er6 dan tahu betul luar dalamnya

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.