Top Speed R 25 Yang 196 KPH Cepat Mendulang Popularitas, tapi Berpeluang Kontroversi dan Jadi Senjata Makan Tuan

Cara marketing memang macam-macam tergantung target apa yang ingin dicapai dan kemudian memutuskan menggunakan stratrgi apa yang bakalan di gunakan. Ada yang dengan strategi yang lurus-lurus aja tapi memang dampaknya kurang nendang untuk popularitas. Lalu ada juga dengan strategi yang diluar kebiasaan dan memang cepat menuai popularitas, namun efeknya kadang menimbulkan pro dan kontra. Strategi ini kalau diplan dengan baik memang menimbulkan efek luar baiasa dan jelasnya menjadi omongan banyak pihak lalu kontan popularitas langsung meroket, namun tak jarang kalu kurang perhitungan akan menjadi senjata makan tuan. Nah, menurut James Bons pribadi beberapa strategi marketing yang dilakukan Yamaha untuk mendongkrak popularitas R 25 memang sangat tepat sasaran, walaupun beberapa memang boleh  jadi akan menuai pro kontra dan menjari senjata makan tuan. Salah satu contoh boleh jadi adalah tentang top speed R 25 yang 196 kph. Sebuah artikel yang di publis warung kang Majid, di Cicak Kreatif ini.

Simpel saja, ketika orang mendengar bahwa ada test meski hanya di dyno, bahwa R 25 tembus 196 kph, lalu kemudian owner mengetes sendiri dan hasilnya jauh dari angka 196 kph sudah barang tentu menimbulkan polemik. Tak semua orang faham dengan dyno, bahwa bisa diset tergantung sikon, atau itu hanya di dpeedo yang tanpa hambatan. Demikian juga hal ini bakal berkembang isu atau bahkan fitnah bahwa Yamaha telah menset dynonya atau motornya agar top speednya dapat menyentuh 196 kph. Sebuah kasus nyata adalah tragedi sunat masal kemarin yang ramai dibincangkan di bulan puasa lalu seperti yang dipublis warung Leopald berikut INI. Bahwa di Dyno ternyata hasilnya ramai dibincangkan disunat 2 Hp.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=KdofCWS_G1c]

Tapi namanya strategi marketing ya boleh-boleh aja, mau yang lurus atau kontroversi, terserah sang desain makernya, targetnya agar populer memang cepat dicapai. Toh ya kalau ramai di bicarakan cukup bikin konfrensi pers untuk meluruskan berita, dll, beres. Hanya saja memang selama ini banyak yang kontroversi, mulai dari tragedi sunat masal, keseleo ngomong soal material plastik dari main dealer Jatim, Hingga boyong 50 unit siap boyong.