Pasokan Premium Ditambah Trus Diprotes.Katanya Ini Alasannya Gan
Pasokan Premium Ditambah Trus Diprotes
Pasokan Premium By Bonsaibiker.com – Pasokan Premium Ditambah Trus Diprotes.Katanya Ini Alasannya Gan. Karena kita sudah ketahui bersama bhwa premium sempat habis dan digantikan oleh pertilite. Tapi pemerintah memutuskan untuk memperbanyak pasokan BBM jenis Premium di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) gan. Dan hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kelangkaan Premium yang sudah dirasakan masyarakat yang mungkin sebetulnya masih banyak yang membutuhkan. Tapi ternyata hal terebut telah menuai kontrofersi gan. Coba kita simak gan.
Nah seperti yang dilansir dalam detikOto bahwa Pasokan Premium Ditambah Trus Diprotes.Katanya Ini Alasannya Gan. Jadi yang memprotes langkah pemerintah ini adalah pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo. Katanya, langkah mengurangi Premium sudah sangat sukses. Jadi ia menyangkan disaat orang-orang sudah bisa beralih ke Pertalite, pemerintah malah mengembalikan Premium. Karena mengembalikan Premium ke SPBU di Jamali adalah langkah yang tidak efisien menurutnya.
Agus juga mengungkapkan bahwa ketika Lebaran kemarin pemerintah mengeluarkan (kebijakan) Jamali Premium ada lagi, itu kebijakan kurang tepat menurutnya karena mengurangi Premium sudah sangat sukses, orang sudah menggunakan Pertalite. Pengendara ojek pun sudah tidak pakai Premium lagi. Minimal mereka menggunakan Pertalite. Saat ini kebutuhan BBM di Indonesia sekitar 1,4 sampai 1,6 juta barel per hari. Produksi BBM lokal per 17/7/2018, 757.732 barel per hari. Sementara impor BBM, kata Agus, sekitar 800.000 barel/hari.
Dan kebutuhan BBM tahun 2030 bisa mencapai 2,2 juta barel per hari. Jika tidak menggunakan energi baru terbarukan untuk transportasi dan energi, tanpa ada penemuan sumur baru dan kilang, maka di tahun 2030 Indonesia akan impor BBM sekitar 1,7 juta barel per hari. Dengan harga minyak mentah dunia rata-rata (ICP) hari ini sekitar USD 70/barel, maka diperlukan devisa sekitar Rp 1,67 triliun/hari (dengan kurs 1 USD=Rp 14.000) untuk impor BBM. Menurut Agus, kalau kita tidak giatkan energi baru terbarukan, habis uang kita hanya untuk impor. Sekarang dolar Rp 14.000 lebih, padahal kita pada saat dolar naik harusnya ekspor banyak, malah kita impor. Kita perlu mobil yang bukan berbahan bakar BBM.
pengen dapet jabatan dia